Klub Peserta Babak 8 Besar Liga 2 Cari Tambahan Dana

Minggu, 22 Oktober 2017 – 08:02 WIB
Bonek, suporter Persebaya, salah satu peserta Babak 8 Besar Liga 2. Foto: Dipta W/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketidakpastian jadwal dan format babak 8 besar Liga 2 berdampak pada aspek keuangan klub-klub peserta.

Selain harus terus menyiapkan tim, mereka juga dipusingkan dengan risiko membengkaknya biaya operasional.

BACA JUGA: Pemain Persebaya Tetap Latihan, Asah Kemampuan Finishing

PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) baru akan mengundang klub untuk menentukan nasib babak 8 besar pada 31 Oktober. Itu berarti kickoff baru akan dilaksanakan minimal pada pekan pertama November.

"Bagi kami, apapun keputusan LIB harus dijalankan. Tapi, kalau merugikan ya akan kami protes," kata Manajer Martapura FC Ami Said kemarin (21/10).

BACA JUGA: Rencana Pertemuan Klub Peserta Babak 8 Besar Liga 2 Diundur

Menurutnya, penundaan jadwal babak 8 besar Liga 2 sangat merugikan klub. Terlebih, para penggawa Martapura sejatinya sedang dalam kondisi on fire.

Skuad asuhan pelatih Frans Sinatra Huwae itu lolos ke babak 8 besar dengan status runner up grup D. "Dengan situasi begini, jadi menurun lagi," kata Ami.

BACA JUGA: Mayoritas Klub Peserta Babak 8 Besar Liga 2 Mulai Resah

Untuk mengisi kekosongan waktu, Martapura merencakan pertandingan uji coba. Lawan yang dipilih adalah Barito Putera, kontestan Liga 1 yang juga berasal dari Kalimantan Selatan. Pertandingan yang juga didedikasikan untuk mengenang almarhum kiper Persela Choirul Huda itu akan digelar pekan depan.

Masalah pelik juga dihadapi Persis Solo. Menghadapi babak 8 besar, Laskar Sambernyawa – julukan Persis – kehilangan pelatih Widyantoro dan empat pemain karena sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Mereka adalah Hendi Aprilianto, Agung Suprianto, Irkham Zahrul, dan Widya Wahyu.

Empat pemain tersebut dilarang tampil dalam satu pertandingan. Sementara itu, pelatih Widyantoro diganjar hukuman skorsing 18 bulan.

Semua itu terkait dengan insiden yang terjadi ketika Persis menghadapi Cilegon United di babak 16 besar. Pelatih PSS Sleman Freddy Muli pun didatangkan dengan status pinjaman.

"Saya baru gabung empat hari. Waktu yang ada ini kami gunakan untuk konsolidasi pemain agar bisa lebih maksimal," kata Freddy.

Program terdekat Freddy adalah menggelar uji coba. Lawan yang dipilih adalah tim lokal Solo dan sekitarnya. "Yang terpenting agar pemain tetap berada di atmosfer kompetisi," ujarnya.

Selain menggangu program tim, mundurnya babak 8 besar juga menjadi masalah bagi manajemen Persis. Mereka harus bersiap mengeluarkan biaya tambahan.

Apalagi kalau ternyata nanti format babak 8 besar adalah home and away. "Kami serius menghadapi babak 8 besar. Sambil jalan, kami juga terus usaha cari tambahan dana," kata Pranoto, manajer Persis.

Sementara itu, PSPS Riau memanfaatkan masa penantian babak 8 besar untuk mematangkan tim. Asisten pelatih PSPS Marwal Iskandar mengatakan, persaingan di babak 8 besar sangat ketat.

Peluang PSPS sama besarnya dengan tiga tim lain di grup Y. Yakni, Persebaya Surabaya, PSIS Semarang, dan Mojokerto Putra.

''Kita tidak hanya bisa berkaca terhadap capaian tim di babak pendahuluan atau16 besar. Karena semua tim pasti melakukan persiapan matang," kata Marwal kepada Riau Pos (Jawa Pos Group) kemarin.

''Namun, persiapan yang matang akan membantu tim manapun untuk meraih kemenangan. Pemain harus bisa berlatih disiplin agar mampu meningkatkan kemampuan," tambahnya.

Sembari menunggu kepastian babak 8 besar, skuad Askar Bertuah – julukan PSPS – tetap menjalankan program latihan rutin di Stadion Kaharuddin Nasution, Rumbai. Hal itu dilakukan untuk menjaga kondisi pemain agar tetap fit. (nap/luk/JPG/ca)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Faktor Keberuntungan Turut Pengaruhi Babak 8 Besar


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler