Klungkung Akan Bangun Tempat Kelola Sampah Berteknologi Zero Waste

Senin, 27 Mei 2024 – 19:51 WIB
Klungkung segera membangun tempat kelola sampah berbasis teknologi zero waste. Foto: Pemkab Klungkung

jpnn.com, KLUNGKUNG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung dan Yayasan Marutha Sejahtera Abadi akan membangun tempat pengolahan sampah berbasis teknologi zero waste.

Pembangunan pengolahan sampah yang rencananya akan memiliki luas 5,6 hektare itu berlokasi di Desa Dawan Kaler.

BACA JUGA: Pj Bupati Dukung Kreativitas Pemuda Lewat Klungkung Youth Fest ke-6

Pj Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika mengatakan, tempat pengolahan sampah yang akan dibangun mampu mengolah semua sampah tanpa menyisakan residu.

"Sampah tersebut masuk akan otomatis dipilah oleh mesin, bukan tenaga manusia, sehingga bisa mempercepat proses pemilahan karena bisa terus bekerja tanpa libur," kata I Nyoman Jendrika, dalam keterangannya, Senin (27/5).

BACA JUGA: Pemkab Klungkung Tangani Kerusakan Jalan di Nusa Penida

Tempat pengeloaan sampah tersebut akan menggunakan teknologi dengan metode Marutha Saiber 5R/Zero Waste (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery, dan Regenerative) berkapasitas 300 ton/10 jam per hari.

Saat ini pengolahan sampah yang diterapkan oleh Pemkab Klungkung berada di TOSS Center Kusamba dan di TPS3R masing-masing desa.

BACA JUGA: Pilar Gedung SDN di Nusa Penida Keropos, DPRD Klungkung Lakukan Ini

Namun, kedua tempat pengelolaan sampah tersebut masih menyisakan sampah residu dari hasil pemilahan sampah organik dan sampah anorganik.

"Sehingga harus dikelola di TPA Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan yang kondisinya sudah overload," papar I Nyoman Jendrika.

Proses pemilahan sampah rumah tangga di sumbernya membutuhkan dari partisipasi masyarakat.

Mengoptimalkan pemilahan sampah membutuhkan tenaga kerja pemilah sampah, sementara volume sampah di Kabupaten Klungkung mencapai 200 ton/hari.

Menurut Jendrika, Klungkung daratan menghasilkan sekitar 140 ton per hari dan Kecamatan Nusa Penida 60 ton per hari sampah per hari. Itu pun baru sampah rumah tangga, belum termasuk sampah industri pariwisata.

"Dengan adanya teknologi ini maka saya bersyukur karena bisa menjadi solusi permasalahan sampah yang ada," ujar Jendrika.

Sampah organik diolah menjadi pupuk organik. Air lindi yang keluar dari sampah diolah menjadi air untuk menyiram tanaman.

Sampah anorganik seperti plastik, besi, kaca, dan sebagainya diolah menjadi bahan baku yang bisa diolah kembali menjadi produk. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler