jpnn.com - PANGKALAN BUN - Seiring ditemukannya ekor pesawat oleh tim penyelam gabungan TNI-AL. Strategi mengevakuasi black box pun mulai dirancang Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Mereka menyiapkan kotak berisi air untuk mengindari piranti yang memuat data-data penerbangan itu berkarat karena lama berada di air laut.
Investigator KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan, kotak berisi air itu disiapkan untuk menyimpan black box sesaat setelah diambil dari bawah laut.
BACA JUGA: Para Penyelam Diiming-imingi Kenaikan Pangkat
"Black box harus terus direndam air tawar sampai berhasil dibawa ke Jakarta," ujar pria yang sudah 14 tahun bekerja di KNKT itu.
Setelah sampai di Jakarta, kondisi black box akan dikeringkan terlebih dulu. Lalu, diberi zat pencegah karat dan diteliti tingkat kerusakannya. Jika kerusakan tak terlalu parah, butuh waktu sekitar dua hari untuk membacanya. "Membaca saja, belum menganalisa," katanya.
Namun, berbeda lagi jika kondisi black box rusak parah, maka perlu waktu yang panjang untuk merangkainya. Dia mencontohkan, kondisi black box Sukhoi Superjet 100 yang menabrak Gunung Salak. Kala itu, black box terbakar sehingga untuk membacanya saja butuh waktu dua minggu.
Black box pesawat yang berwarna orange terdiri atas dua alat perekam, yakni Flight Data Recorder (FDR) dan Voice Cockpit Recorder (VCR). FDR dan VCR itu berada di sebelah kanan atas bagian ekor pesawat.
Untuk mengevakuasi black box itu, KNKT telah menyiapkan enam pendeteksi sinyal underwater locator beacon (ULB) yang berada di black box. Enam pendeteksi itu berada di tiga kapal milik Dirjen Perhubungan Laut, yakni KN Andromeda, KN Jadayat, dan Alugara yang telah merapat di lokasi penemuan ekor pesawat.
Nurcahyo menegaskan proses pembacaan dan analisa black box itu sepenuhnya akan dilakukan di Indonesia. "Sejak 2009 KNKT sudah punya lab. Kita juga punya ahli yang telah di sekolahkan ke Australia dan teknologi baik software dan hardware kita selalu update," tegasnya.
Jika tidak terjadi kerusakan yang berarti, black box itu bisa dengan mudah dicopot. Ada dua baut yang mengikat piranti itu. Baut itu juga bisa dibuka dengan tangan.
"Tapi kita belum tahu itu kondisinya baik atau tidak, kalau bautnya bengkong ya susah melepasnya," terangnya.
KNKT mengaku sudah menggelar briefing dengan tim Basarnas yang akan melakukan evakuasi ekor pesawat. Tujuannya agar evakuasi itu tak malah merusak kondisi black box. Menurut dia dalam kasus ini lebih baik seluruh bagian pesawat memang diambil.
BACA JUGA: Urus Pangkat, Dosen tak Perlu Lagi Datang ke Jakarta
Meskipun proses pengambilannya dipotong-potong namun tetap saja KNKT bisa mendeteksi serpihan-serpihan tersebut.
Nurcahyo mengaku sejumlah barang pesawat yang ditemukan nantinya sebisa mungkin semuanya dibawa ke Jakarta. "Saat ini memang masih ada di sini (Pangkalan Bun) dan Surabaya. Kita harapkan nanti semuanya terkumpul di Jakarta," jelasnya.
Barang temuan yang sudah diidentifikasi KNKT antara lain kursi penumpang satu deret (tiga seat) nomor 17, 22 dan 26. Selain itu ada juga kursi pramugari belakang (satu set). Barang lain yang ditemukan ialah peluncur darurat bagian belakang dan depan (kiri-kanan).(gun)
BACA JUGA: Dalam Keremangan, Penyelam Itu Langsung Peluk Ekor Pesawat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panglima TNI Minta Benda 5 Ton Itu Langsung Diikat dan Angkat
Redaktur : Tim Redaksi