jpnn.com - PANGKALAN BUN - Permasalahan evakuasi ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di sekitar Selat Karimata kemarin (8/1), juga terletak pada kapasitas lifting bag untuk mengangkat ekor pesawat.
Kemarin hanya tersedia dua kantong pengembang yang lazim dipakai Dislambair untuk mengangkat kapal karam di perairan dangkal.
Peralatan itu tentu kurang memadai untuk proses evakuasi ekor pesawat yang terjerembab di perairan dalam. Selain lifting bag yang kurang memadai, kapasitas crane di kapal juga maksimal 3 ton. Padahal berat ekor pesawat diperkirakan 5 ton.
Pangarmabar Laksda TNI Widodo dalam paparannya di hadapan Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebutkan berat 1/3 bagian depan pesawat 12 ton. Sedangkan 2/3 bagian memiliki berat 25 ton.
BACA JUGA: Penyelam: Kami seperti Bendera yang Dikibas Angin
Dengan kondisi seperti itu, TNI AL membutuhkan dukungan crane yang sanggup membantu proses pengangkatan dan pemindahan ke ponton. Sedangkan posisi ponton terdekat saat ini berada di Semarang.
Mendengar penjelasan itu, Moeldoko memutuskan penyelaman dimulai lagi Jumat (9/1) pukul 05.00 pagi. "Diskusikan bersama agar tim penyelam begitu turun bisa langsung ikat dan angkat," tegas Moeldoko.
Untuk memenuhi kebutuhan evakuasi, sekitar pukul 19.00, Armada TNI AL wilayah timur (Armatim) memberangkatkan KRI Ahmad Yani ke sasaran operasi. Kapal perang itu mengangkut 12 lifting bag. Rinciannya lifting bag berkekuatan 35 ton 2 buah, 10 ton (3), 5 ton (2), 2 ton (1), 500 kg (4).
"Kami juga mengirim 15 personel dari Dislambair (dinas penyelaman bawah air)," ujar Kadispen Armatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman. Selain dibawa dengan kapal, TNI AL juga mengirikan tujuh lifting bag berkekuatan total 110 ton lewat pesawat udara. Rinciannya kapasitas 35 ton (2 buah), 10 ton (3), 5 ton (2).
Lifting bag yang dikirim lewat pesawat itu mendarat di Lanud Iskandar sekitar pukul 19.05. Kepala tim penyelaman Dislambair Armatim Kapten Laut Saiful Afrianto.
"Besok semoga cuaca bagus sehingga kita bisa pasang alat ini dan mengangkat ekor pesawat," ujarnya. Jika kondisi bawah air dan cuaca bagus, pemasangan alat itu butuh waktu sekitar 20-25 menit.
Setelah alat terpasang pada obyek, balon kemudian diisi angin dari kompresor yang ada di atas kapal. Setelah mengembangkan, obyek sudah diangkat akan perlahan-lahan naik ke atas. Dari situ proses memindahkan ke ekor pesawat ke ponton akan lebih mudah. (sep/gun)
BACA JUGA: Jonan: Industri Penerbangan itu Harus Sehat, Bukan Harus Murah
BACA JUGA: Ganti Menteri kok Lain Cerita
BACA ARTIKEL LAINNYA... LDII Pastikan Dukung Jokowi Berantas Radikalisme
Redaktur : Tim Redaksi