KNPI Ingatkan Anak Muda Jangan Cuma Menikmati Kopi, Awas, Ada Perang Asimetris

Kamis, 25 Juli 2019 – 21:30 WIB
Suasana diskusi bertajuk Ancaman Keamanan Nasional di Tengah Perang Asimetris Global, di Media Center DPP KNPI. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) harus aktif menyosialisasikan bahaya perang asimetris global, terutama ke tengah kaum muda. Hal itu diungkap anggota Komisi I DPR RI Bobby Aditya Rizaldy dalam diskusi bertajuk Ancaman Keamanan Nasional di Tengah Perang Asimetris Global, di Media Center Dewan Pengurus Pusat (DPP) KNPI di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/7).

Sebagai gambaran, perang asimetris ialah perang yang dilakukan melalui budaya, ekonomi serta teknologi informasi dan komunikasi.

BACA JUGA: Koperasi Nasional Pemuda Indonesia, Terobosan untuk Generasi Muda

Nah, menurut Bobby, salah satu tujuan dari perang asimetris untuk menguasai sumber daya alam. "KNPI harus menyosialisasikan adanya bahaya perang asimetris. Perang itu juga bisa mendelegitimasi pemerintah," ujar Bobby.

Dia menambahkan, perang asimetris yang relevan kini dengan bombardir isu, hingga membuat pemerintah kehilangan kepercayaan dari rakyat. "Perang asimetris itu, ada temanya. Supaya tidak terjadi di sini, pemuda, KNPI tahulah, mana yang hasutan atau tidak. Perang asimetris jangan sampai memecah belah dan membuat konflik," katanya.

BACA JUGA: Jangan Kaget Kalau 20 Persen Kabinet Jokowi - Maruf Berisi Menteri Milenial

Sementara itu, Ketua DPP KNPI Bidang Intelijen Kaka Hanifa mengatakan, pihaknya sengaja membuat diskusi ini dalam rangka menyadarkan kalangan pemuda. Tema-tema seperti ancaman perang asimetris global perlu diangkat. "Sehingga pemuda lebih bisa mencegah ancaman keamanan nasional. Kalau anak muda kalau tidak dipancing, enggak peduli. Hanya sekadar ngopi dan shoping. Perang asimetris ini tidak disadari," kata Kaka.

BACA JUGA: Jangan Sampai Generasi Milenial Dikendalikan Media Sosial

BACA JUGA: KNPI Apresiasi Kepala BIN Atas Kerja Senyap Mempertemukan Jokowi dan Prabowo

Misalnya, kata dia, penggunaan medsos yang bebas. Ditambah lagi ujaran kebencian, hoaks, fitnah dan sebagainya. Efeknya mendelegitimasi pemerintah.

"Para pemuda jangan terlena. Manfaatkan informasi teknologi yang demikian canggih. Juga harus mengetahui, siapa tahu dalam opini-opini itu ada ancaman disintegrasi, ancaman mengganti ideologi Pancasila ataupun menawarkan ideologi lain, seperti khilafah. Pemerintah harus melakukan penguatan ideologi. Kami DPP KNPI juga akan menggelorakan di level nasional," pungkas dia.

Selain Bobby dan Kaka, hadir sebagai pembicara lainnya di diskusi tersebut Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS), Ngasiman Djoyonegoro dan Ketua Dewan Pembina Puspolkam RI, Firman Djaya Daeli. (*/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AMPI : Saatnya Anak Muda Indonesia Ikut Bangun Bangsa


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler