KNPI Kepulauan Seribu Nilai Proyek Breakwater Merusak Karang

Rabu, 12 September 2018 – 16:28 WIB
Proyek Breakwater atau proyak pemecah ombak. ILUSTRASI. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Proyek Breakwater atau proyek pemecah ombak yang dilakukan oleh Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kepulauan Seribu mendapat dikritik sejumlah kalangan.
Ketua KNPI Kepulauan Seribu, Didi Setiadi mengaku kecewa dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh SDA Kepulauan Seribu.

“Proyek puluhan miliar tersebut enggak sesuai dengan janji kampanye Anies kemarin. Ini proyek gagal. Minim manfaat dan proyek turunan reklamasi teluk Jakarta,” kata Didi dalam siaran persnya, Rabu (12/9/2018).

BACA JUGA: Dua Ormas Bentrok di Gandaria, Motor Warga Dirusak

Menurut Didi, selain tak sesuai dengan janji Anies saat kampanye, proyek ini telah membunuh karang-karang di dasar laut.

“Pengerjaan proyeknya asal-asalan. Penurunan material ke dasar laut bikin rusak karang. Saya memiliki foto underwater. Karang rusak. Kalau karang rusak, lalu apa yang tersisa?,” jelas Didi.

BACA JUGA: Tabung Gas Elpiji 12 Kg Meledak, Warga Korsel Jadi Korban

Didi mengaku heran, proyek merusak lingkungan seperti ini bisa lewat dari pengawasan tim Anies.

“Kan Pak Gubernur sudah bikin Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) pengelolaan pesisir dan kepulauan seribu. Masa yang beginian, yang merusak lingkungan dan enggak sesuai janji kampanye lewat juga dari pengawasan,” sesal Didi.

BACA JUGA: Firman Tewas Usai Berduaan dengan Cewek Berkerudung

Bahkan Didi curiga, Tim TGUPP ini tak ada manfaat sama sekali.

“Ini kerja mereka apa? Mereka cuma numpang nama atau ada orangnya tapi tak paham masalah pulau?” lanjut Didi.

Menurut Didi, proyek betonisasi tersebut tak perlu dilakukan. Pasalnya, setiap pulau sudah dibuat jalan lingkar yang fungsinya juga untuk menghambat abrasi air laut.

“Jalan lingkar yang mengelilingi pulau sudah cukup untuk menghambat abrasi. Terus mau dibeton lagi? Percuma. Buang-buang uang,” katanya.

Didi juga menjelaskan, proyek senilai Rp 87,3 miliar ini akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk kebutuhan mendesak warga pulau.

“Ketersediaan air bersih itu masih menjadi persoalan masyarakat pulau. Beberapa pulau, air yang mereka konsumsi terasa asin. Lalu, soal peningkatakan pelayanan pariwisata juga menjadi kebutuhan mendesak ketimbang menenggelamkan beton ke laut,” ujarnya.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banggar Coret Anggaran Nikah Massal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler