jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) Haris Pertama mengaku geram mendengar kasus dugaan penipuan robot trading Auto Trade Gold (ATG) yang dikelola PT. Pansaky Berdikari Bersama.
"KNPI sangat prihatin atas kasus penipuan ATG Wahyu Kenzo ini, sebab korbanya mayoritas adalah kalangan milenial yang sedang merintis usaha," kata Haris.
BACA JUGA: KNPI Dukung Bareskrim Tuntaskan Kasus Robot Trading Auto Trade Gold
Haris menduga tidak ada keseriusan pihak Bareskrim Polri untuk mengungkap kasus ATG ini.
"Kabareskrim Polri dan jajarannya tidak sensitif dalam menanggapi laporan masyarakat, bahkan KNPI sudah mendukung pengungkapan kasus ini dengan memasang ratusan spanduk jalan-jalan utama Jakarta," ungkap Haris.
BACA JUGA: Ketum KNPI Bantah Pengakuan Muhaimin Syarif dan Siap Tempuh Jalur Hukum
Haris melanjutkan respon Polri dalam kasus ATG Wahyu Kenzo ini berbeda dengan kasus-kasus penipuan trading online lainnya seperti Indra Kenz cs.
"Respon Polri aneh sangat tidak sensitif terhadap para korban yang merugi miliaran bahkan sampai terlilit hutang, harusnya jelas dari laporan yang telah dilayangkan para korban sejak Juni 2022 ada progres dan penetapan tersangka, namun faktanya nihil besar, ini menunjukan lemahnya sikap profesional Polri," jelas Haris.
BACA JUGA: KNPI Versi Haris Pertama Diminta Tabayyun soal Polemik WIUP Bermasalah
Lanjut Haris mengungkapkan bahwa kasus penipuan trading online kerap kali terjadi dan total kerugian sudah trilyunan.
"Bagaimana Indonesia maju? Ekosistem bisnis digital jadi omong kosong belaka jika aparat hukum lemah seperti ini? Tidak ada upaya perbaikan dan ketegasan dalam penegakan hukum bagi para terduga pelaku penipuan ini!" jelas Haris.
Haris akan mengkonsolidasikan kepada para korban diduga penipuan ATG Wahyu Kenzo untuk melakukan aksi protes di Mabes Polri dan akan adukan persoalan ini ke Komisi III DPR RI.
"KNPI akan lakukan konsolidasi segera kepada para korban terutama para milenial untuk lakukan nota protes kepada Kapolri di Mabes Polri dan meminta Komisi III DPR RI lakukan langkah konkret agar proteksi dan target membangun ekosistem bisnis digital yang terpercaya dapat dilakukan di Indonesia, bukan hanya omong kosong belaka," jelas Haris.
Dari kejadian dugaan penipuan ATG Wahyu Kenzo dan lemahnya respon aparat Polri, Haris menduga adanya beking kuat di balik ini.
"Kami menduga ada beking kuat di balik Wahyu Kenzo ini yang disinyalir menguntungkan elit tertentu untuk kepentingan pribadinya", ungkap Haris.
Haris berharap Kapolri dan Pimpinan Komisi III DPR RI tegas merespon persoalan ini.
"Ketegasan Kapolri dan pimpinan Komisi III DPR RI jadi kunci keberhasilan pengungkapan bau busuk dugaan kasus penipuan ATG Wahyu Kenzo, kami harap Kapolri jangan pernah takut usut dan tangkap Wahyu Kenzo yang sudah merugikan ratusan investor ATG kalangan milenial," tegas Haris. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif