Koalisi Oposisi Kian Longgar Sepeninggal Anwar

Minggu, 15 Februari 2015 – 14:27 WIB
Anwar Ibrahim. FOTO: ist

jpnn.com - Hanya dalam sepekan, Pakatan Rakyat (PR) kehilangan dua tokoh yang merekatkan mereka. Selepas Anwar Ibrahim dibui, Mursyidul Am PAS Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat mengembuskan napas terakhir. Mampukah koalisi kubu pembangkang itu bertahan? 

---

BACA JUGA: Presiden Obama Dijadikan Tersangka Pemerkosaan

Sejumlah nama bermunculan untuk menggantikan posisi Anwar yang kini harus mendekam selama lima tahun di penjara setelah kasasinya ditolak Mahkamah Agung (MA) Malaysia. Politikus yang dikenal sebagai orator ulung itu terjerat kasus sodomi mantan ajudannya Mohd Saiful Bukhari Azlan tujuh tahun lalu. Selasa (10/2) Anwar dijebloskan ke penjara. 

Pakatan Rakyat harus membuktikan pada penduduk Malaysia bahwa sepeninggal Anwar, mereka masih bisa bertahan. Baik sebagai koalisi maupun untuk memimpin Malaysia di pemerintahan pada masa mendatang. Salah satu tokoh dari tiga partai yang bergabung dalam koalisi PR -Partai Keadilan Rakyat (PKR), Partai Aksi Demokratik (DAP), dan Partai Islam Malaysia (PAS)- harus maju. 

BACA JUGA: Rambu Khusus Pecandu Facebook

''Kita harus mengesampingkan apa pun yang menjadi kendala bagi ketiga partai (anggota koalisi PR, Red) sampai pemilihan umum nanti. Semua orang tahu, PR sedang menghadapi masalah besar dan kita tidak akan menyanggahnya,'' ujar Lim Kit Siang, mantan pemimpin DAP. 

Dia meminta agar sepeninggal Anwar, PR tidak bertengkar dan akhirnya justru membuat koalisi yang bertahan selama delapan tahun itu karut-marut. Lim menegaskan, apa yang terjadi pada Anwar saat ini sangat menyakitkan dan merupakan ketidakadilan. 

BACA JUGA: Hiii... Penampakan Hantu Anak Tertangkap Google Street View

Karena itu, sebagai penghormatan untuk Anwar, PR harus mampu menggulingkan Barisan Nasional. ''Kita harus membuat koalisi ini lebih kuat untuk menggulingkan partai Barisan Nasional pada pemilihan umum berikutnya,'' tegas anggota parlemen di Gelang Patah, Johor, itu. 

Hal senada diungkapkan anggota komite pusat PAS Khalid Samad. Dia mendesak agar para petinggi PR tidak berebut posisi untuk menggantikan Anwar. Dia mengungkapkan, masing-masing partai yang tergabung di PR mempunyai kekuatan yang berbeda-beda, namun setara. Tidak ada yang lebih baik daripada yang lain. 

''Ini (pimpinan PR) adalah posisi pemimpin sebagai representasi atas keputusan kolektif koalisi. Jadi, tidak perlu memperebutkannya,'' ujar anggota parlemen Shah Alam, Selangor, tersebut. 

Beberapa pengamat mengungkapkan, sangat mungkin pengganti Anwar berasal dari PKR. Sebab, sebelumnya dua partai lainnya, yaitu DAP dan PAS, beberapa waktu lalu cekcok terkait dengan penerapan hukum syariah. PKR dianggap sebagai partai tengah di dalam koalisi PR. 

''Siapa yang memimpin PR adalah pertanyaan yang sulit untuk dijawab dan telah mengakibatkan banyak perpecahan bahkan sebelum putusan (penjara) Anwar dijatuhkan,'' ucap analis politik dari Universitas Nasional Taiwan Bridget Welsh. 

Jika PKR yang menjadi pilihan, ada dua nama yang mencuat ke permukaan, yaitu istri Anwar Ibrahim, Wan Azizah Wan Ismail, dan Wakil Presiden PKR M. Azmin Ali yang merupakan orang dekat Anwar. 

Namun, Azmin menampik kemungkinan itu. Dia menyatakan masih banyak pemimpin lain yang lebih kompeten di koalisi PR daripada dirinya. ''Kami akan mendiskusikannya (pengganti Anwar, Red). Keputusan yang diambil nanti berdasar kesepakatan bersama semua pemimpin PR,'' ujarnya. Saat ditanya apakah dia akan menerima jika dirinya dinominasikan dalam rapat dan didukung semua pihak, Azmin tidak banyak menjawab. ''Kalian harus menunggu hasil pertemuannya terlebih dahulu,'' paparnya. 

Wan Azizah, tampaknya, juga tidak bakal memimpin PR. Sebab, beberapa saat setelah ayahnya dipenjara, anak-anak Anwar Ibrahim menegaskan bahwa ibu mereka tidak akan berada di garda terdepan lagi, melainkan lebih memilih di belakang panggung.

''Selama 17 tahun, Doktor Wan Azizah harus menghadapi tantangan sendirian. Saya percaya anak-anaknya sekarang sudah dewasa. Biarkan dia memiliki ruang. Menghadapi media tidaklah mudah meski sejauh ini baik-baik saja,'' jelas Nurul Izzah, putri Wan Azizah. 

Nurul dan saudara-saudaranya yang lain siap menanggung beban yang selama ini disangga dan diperjuangkan orang tuanya. Namun, tidak diketahui dengan pasti apakah salah satu dari anak Wan Azizah bakal maju menggantikan ayahnya sebagai pemimpin PR atau tidak. Memang nama Nurul sempat diperbincangkan untuk menjadi salah satu kandidat. Namun, ternyata dia dianggap masih terlalu muda kendati sosoknya dikenal dekat dengan rakyat. Di sisi lain, ada kekhawatiran jika Nurul muncul, bakal terjadi politik dinasti. (The Star/The Malay Mail Online/Malaysian Chinese News/Astroawani/Today Online/c23/sha)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Si Nenek Kepergok Ngutil Parfum Pemicu Sensualitas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler