jpnn.com - JPNN.com SURABAYA – Satu lagi parpol yang menyatakan tidak sepakat dengan wacana pilwali aklamasi atau pilwali dengan satu pasangan calon yang digagas oleh Ketua DPC PDIP Surabaya, Jawa Timur, Whisnu Sakti Buana.
Setelah Gerindra, kini Partai Golkar menyuarakan hal yang sama. Partai dengan lambang pohon beringin tersebut dengan tegas menyatakan bahwa dalam konteks pilwali tidak akan ada metode, format, atau mekanisme aklamasi.
BACA JUGA: Bebas dari Bui, Mantan Wali Kota Itu Pulang ke Bekasi
”Demokrasi tidak seperti itu dan tidak ada istilah aklamasi. Minimal harus ada dua calon dan itu diserahkan kepada masyarakat untuk memilihnya,” tegas Sekretaris DPD Partai Golkar Surabaya Dwi Utomo seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Sabtu (20/6).
Dwi mengakui ikut dalam pertemuan para pimpinan parpol di Surabaya yang digagas Whisnu pada 16 Juni lalu.
BACA JUGA: Cara Kreatif Pak Polisi Berikan Rasa Aman dengan Birukan Kota
Dia hadir karena undangannya adalah silaturahmi. ”Waktu itu, ada undangan silaturahmi jelang Ramadan.Kami menghormati yang mengundang dan di sana toh tidak ada keputusan apa- apa,” ujarnya.
Menurut dia, dalam pertemuan tersebut pihaknya juga menyampaikan bahwa parpol-parpol sudah menjalankan proses penjaringan bacawali dan bacawawali.
BACA JUGA: Kebakaran dari Ruangan Buser, 12 Tahanan Dievakuasi ke Mapolres Barelang
Pria yang juga menjabat ketua tim penjaringan bacawali dan bacawawali Partai Golkar Surabaya tersebut kembali mengatakan bahwa wacana pilwali aklamasi tidak diatur dalam UU.
Dengan demikian, secara otomatis, pilwali aklamasi tidak bisa dilakukan. ”Bukannya kami menentang. Namun, regulasinya tidak diatur dalam UU. Jadi, ya tidak mungkin ada aklamasi,” paparnya.
Dwi menjelaskan, selain melakukan penjaringan bacawali dan bacawawali, selama ini Partai Golkar telah berkomunikasi dengan parpol untuk berkoalisi.
”Jadi, kami tidak terpengaruh oleh hal tersebut. Itu hanya kemauan PDIP, sedangkan kami juga punya keinginan sendiri,” paparnya. (jee/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lahir Kembar Lima, Awasi Masa Kritis Tujuh Hari
Redaktur : Tim Redaksi