Lahir Kembar Lima, Awasi Masa Kritis Tujuh Hari

Sabtu, 20 Juni 2015 – 17:12 WIB
BUAH HATI: Lima anak Hari dan Nia dirawat di ruang berbeda, tiga bayi di NICU Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT).(Dipta Wahyu/Jawa Pos)

jpnn.com - SETELAH lahir, lima bayi kembar pasangan Nia Rachmawati dan Hari Saputra ditempatkan di tempat berbeda karena keterbatasan kapasitas. Dua bayi ditempatkan di neonatal intensive care unit (NICU) IGD. Sementara itu, tiga yang lain dirawat di NICU Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT).

"Sekarang semua masih dalam inkubator," ujar dr Martono Tri Utomo SpA(K), ketua tim dokter anak. Dia mengatakan, tim dokter akan memantau secara intensif. Kasus tersebut adalah kejadian langka. Sebelas tahun bertugas, baru kali ini dia membantu kelahiran bayi kembar lima. 

BACA JUGA: Tergencet Pikap, 1 Tewas, 2 Luka Berat

Menurut Martono, tim dokter memasangkan continuous positive airway pressure (CPAP) di hidung lima bayi tersebut. Alat itu berfungsi untuk membantu paru-paru bayi agar mengembang. Organ pernapasan bayi yang lahir prematur belum bisa mengembang sempurna. Selain itu, bayi-bayi tersebut mendapat asupan makanan melalui slang infus. Hingga tadi malam, Martono menyebut kondisi bayi sehat. (Baca Juga: Sang Kapten Menangis, tapi Alhamdulillah… Istri Lahirkan Lima Bayi Kembar)

Meski begitu, tim dokter tetap melakukan pengawasan. Konsultan Divisi Neonatalogi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unair RSUD dr Soetomo dr Agus Harianto SpAK mengatakan, setiap anak yang baru lahir menghadapi masa adaptasi. Yakni, selama 24 jam pertama sejak kelahiran. Apalagi bayi yang lahir prematur. Masa-masa kritis bisa mendadak terjadi. Misalnya, sesak napas, kelainan jantung, dan penyakit kuning. Ancaman kerusakan otak, tuli, buta, pneumonia, hingga gagal ginjal juga masih mengintai. "Kalau prematur, risikonya tinggi," ujarnya.

BACA JUGA: Polisi Segera Jerat Tersangka Pengoplos Beras Bulog

Agus mengungkapkan, kondisi itu bisa terjadi hingga tujuh hari ke depan. Masa tersebut disebut perinatologi. Selanjutnya, dokter akan memantau masa neonatologi selama 28 hari. Salah satu organ terpenting yang terus dikontrol adalah jantung. 

Dokter akan melakukan echocardiography atau pemeriksaan untuk mengetahui struktur jantung. Kemudian, lima bayi itu akan menjalani foto baby gram dada sampai perut.

BACA JUGA: Diduga Edarkan Sabu, Ibu Empat Anak Diringkus

Khusus untuk nutrisi, bayi mendapat asupan sesuai kebutuhan. Cairan infus yang diberikan mengandung glukosa, protein, dan lemak. Termasuk vitamin K untuk mencegah pendarahan. Jika dianggap sudah membaik, Agus menyebut mereka bisa menerima ASI. 

Hidung bayi dipasangi CPAP (continuous positive airway pressure), alat untuk membantu kesulitan bernapas. Menurut Agus, lima bayi itu akan menjalani tes konsentrasi oksigen selama memakai alat tersebut. Jika membaik, peranti itu bisa dilepas. "Bisa lepas oksigenasi secepatnya kalau makin hari kian bagus," ungkapnya. 

Agus menambahkan, pihaknya memberikan pengawasan lebih ketat kepada bayi laki-laki. Sebab, imunitas bayi berjenis kelamin tersebut biasanya lebih rendah. Namun, dia optimistis dengan perkembangan kondisi lima bayi itu. "Kami progress report terus. Kami melakukan yang terbaik. Semua risiko juga disampaikan kepada keluarga," ujarnya. 

Kemarin (19/6) Hari berkonsultasi dengan tim dokter anak. Dia mengaku khawatir dengan kondisi bayinya. Dia teringat pengalaman meninggalnya sang anak pertama pada usia tiga bulan lantaran alergi berat. "Semua kembali kepada Yang di Atas. Apa pun yang dibutuhkan untuk perawatan ini saya pasrahkan kepada dokter," ucapnya. (ara/nir/c6/ayi)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mudik Tahun Ini, Jalur Pantura Diprediksi Lebih Longgar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler