Koalisi Pilpres 2024, M Qodari: PDIP - Gerindra Sudah Kawin Gantung

Jumat, 28 Mei 2021 – 13:38 WIB
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyatakan koalisi antara PDIP dan Gerindra pada Pilpres 2024 diprediksi bakal terjadi, bahkan tinggal menunggu waktu peresmian untuk mengukuhkan koalisi tersebut.

“Menurut saya hampir pasti, PDIP ini berkoaslisi dengan Gerindra, bahkan istilahnya PDIP dengan Gerindra ini sudah kawin gantung begitu, tinggal menunggu peresmiannya saja pada tahun 2024 yang akan datang,” ujar Qodari, Jumat (28/5/2021).

BACA JUGA: Simulasi Pilpres 2024: Prabowo-Puan Paling Diunggulkan, JK-Anies Kalah Tipis

Menurut Qodari, kepastian koalisi PDIP dan Gerindra di 2024 dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama adalah soal kedekatan ideologi antara PDIP dan Gerindra yang keduanya sama-sama mengusung ideologi nasionalis-proteksionis.

“Kedekatan ideologi antara PDIP dengan Gerindra sama-sama partai nasionalis proteksionis. Itu istilah saya untuk menggambarkan suatu spektrum ideologi yang nasionalis yang berusaha memproteksi kalangan kelas menengah ke bawah, berbeda dengan nasionalis pro kapital atau pasar bebas,” ungkap Qodari.

BACA JUGA: Pernah jadi Menteri, Puan Maharani Lebih Potensial Diusung PDIP di Pilpres 2024 Ketimbang Ganjar

Kedua, lanjut Qodari, faktor hubungan kesejarahan. Kedekatan pribadi antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawawati Soekarnoputri bukan kemarin sore terjalin, melainkan memiliki kesejarahan yang panjang. Ada peran penting dari Megawati terhadap kepulangan Prabowo ke tanah air dari luar negeri.

“Hubungan kesejarahannya panjang, kepulangan Pak Prabowo ke Indonesia itu ada peran Ibu Mega dan almarhum Pak Taufik Kiemas dan menurut saya itu tidak bisa dilupakan dan tidak mungkin dilupakan,” bebernya.

BACA JUGA: Koalisi Guru Besar Antikorupsi Surati Presiden Jokowi, Petrus Bereaksi, Menohok

Ketiga, kata Qodari, kedekatan pribadi antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo, walaupun rival 2 kali, sesungguhnya keduanya sangat dekat dan saling membantu satu dengan yang lain, ketika dibutuhkan.

“Nah ini tiga variabel yang menyebabkan koalisi PDIP dengan Gerindra itu hampir pasti,” kata Qodari.

Pengamat politik itu menambahkan, ada beberapa opsi formasi pasangan calon presiden dan wakil presiden jika PDIP dan Gerindra resmi berkoalisi. Kalau terjadi amendeman UUD 1945 maka Jokowi akan maju lagi menjadi capres didampingi Prabowo sebagai Cawapresnya.

“Jadi, Jokowi - Prabowo menuju 2024 yang akan datang dan kemungkinannya akan melawan kotak kosong karena kalau Jokowi dan Prabowo  bergabung maka kemungkinan partai politik yang tersisa tidak bisa memenuhi syarat 20 persen pengajuan calon,” imbuh Qodari yang juga deklarator pasangan Jokowi-Prabowo 2024 itu.

Namun, bila amendeman UUD 1945 tidak terjadi, maka sosok Prabowo Subianto akan dijadikan capres disandingkan dengan calon wakil presiden dari PDIP. Soal siapa yang akan dimajukan masih menunggu analisa dan keputusan dari Ketua Umum PDIP.

“Opsi yang paling mungkin saat ini adalah Puan Maharani tetapi belum tahu, ya, karena perjalanan politik menuju pendaftaran calon bulan Juni 2023 masih dua tahun lagi. Yang jelas bukan dengan Ganjar Pranowo karena Ganjar sudah dianggap offside dan bertentangan dengan DPP PDIP,” pungkas Qodari.(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler