jpnn.com - JAKARTA – Sikap Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ‘campur tangan’ dalam pemberangkatan kontingen tenis meja ke SEA Games XXVIII/2015 mendapatkan kritikan. KONI Pusat menilai pergantian nama Yon Mardiono dengan Gilang Ramadhan tak tepat.
Yon yang diplot turun di sektor tunggal dan ganda putra digeser Gilang. Menurut KONI, secara prestasi Gilang masih di bawah Yon yang sudah mengikuti pelatnas sejak awal tahun lalu. Di kancah intrnsional, jam terbang Yon pun lebih mumpuni.
BACA JUGA: Ini Alasan Benitez Tinggalkan Napoli
Wakil ketua KONI Pusat K.Inugroho kemarin (28/5) di Kantor KONI Pusat mengatakan hilangnya nama Yon dari jajaran skuad pelatnas harus dikritik. Apalagi alasan yang digunakan KOI adalah mengakomodir dua belah pihak yang tak akur.
“Kalau patokannya prestasi lebih bisa diterima. Kalau cuma agar damai dari dua kubu PTMSI, yakni Oegroseno dan Marzuki Alie, menurut saya kok kurang tepat,” sebut Inu, sapaan K.Inugroho.
BACA JUGA: Petinggi FIFA Dicokok FBI, Ini Kata Menpora Iman Nahrawi
Karena itulah Inu berharap Satlak Prima sebagai koordinator pelaksanaan pelatnas lebih ketat soal kualitas atlet yang diberangkatkan. Dengan digantinya Yon oleh Gilang, kesan ‘piknik gratis’ dan bukan mengejar medali sangat kuat.
Secara legalitas, KONI Pusat mengakui PB PTMSI versi Marzuki Alie. Akan tetapi secara yuridis, pihak Oegroseno yang sempat mengajukan masalah ini ke PTUN berhasil memenangkan gugatannya soal keabsahan organisasi.
BACA JUGA: Peluang PSSI Kena Sanksi FIFA Sudah 100 Persen
Di sisi lain, atlet pelatnas lainnya Gilang Maulana merasa berat hati dengan pergantian Yon. Apalagi Yon punya kans merebut medali melebihi target yang ditetapkan Satlak Prima kepadanya. Yakni sekeping medali perunggu. (mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bos Ferrari Beberkan Masalah Utama Kimi
Redaktur : Tim Redaksi