jpnn.com - JAKARTA - Plt Sekjen KOI Hifni Hasan kurang puas dengan pencapaian cabor atletik secara keseluruhan. Menurut dia, mencapai target medali bukan berarti memenuhi ekspektasi KOI.
Atletik menyumbangkan 7 emas, 4 perak, dan 4 perunggu. Raihan itu menempatkan atletik Indonesia menempati peringkat ketiga klasemen umum cabang atletik SEA Games 2015.
BACA JUGA: Gelandang Muda Idola Allegri Bertahan di Chelsea
Meski demikian, jumlah 7 emas yang didapat belum sebanding dengan banyaknya medali yang diperebutkan dari atletik.
"Memang mereka bisa memenuhi target emas. Tapi untuk atletik yang memiliki jumlah nomor pertandingan sampai 48 nomor, hasil itu belum ada apa-apanya. Hanya berapa persen itu dari total medali yang diperebutkan," katanya, Jumat (19/6).
BACA JUGA: Vettel Akui Ferrari Tertinggal Jauh Dari Mercedes
Hifni berpendapat harusnya atletik Indonesia bisa mendapatkan medali dari nomor-nomor lainnya. "Mereka harus bisa membuka peluang di nomor lainnya. Itu di luar nomor yang telah menjadi unggulan Indonesia," tegasnya.
Memang, dibandingkan Thailand dan Vietnam, selisih emas Indonesia scukup signifikan. Thailand berhasil memperoleh 17 emas, Vietnam 11 emas.
BACA JUGA: Klasemen Copa America 2015, Belum Satu Pun yang Lolos
Di SEA Games, Indonesia hanya meraih emas dari nomor lari maraton 10 ribu meter putra-putri, 5 ribu meter putri, jalan cepat 20 KM, Halang rintang 3000 meter putri, lompat jauh putri, dan lompat jangkit putri.
Pernyataan Plt Sekjen KOI Hifno Hasan bahwa 7 emas dari atletik bukan apa-apa langsung ditanggapi oleh Sekjen PB PASI, Tigor Tanjung. Dia menilai 7 emas sudah bagus mengingat persaingan di atletik memang cukup ketat.
Sebelumnya, Hifni menganggap 7 emas di atletik belum mumpuni jika dibandingkan dengan 48 nomor yang diperlombakan. Dia bahkan menyebut 7 emas hanya berapa persen dari total emas.
"Tujuh emas itu tentu apa-apa, tidak bisa dibilang nggak ada apa-apanya. Persaingan memang ketat, negara lain juga fokus mengembangkan diri dengan dukungan pemerintahnya. Negara lain juga latihan, bukan cuma Indonesia saja. Bedanya, mereka mendapatkan dukungan yang bagus dari pemerintahnya," kata Tigor saat dihubungi Jumat (19/6).
PASI selama ini memang tak hanya menunggu anggaran dari Satlak Prima untuk menyiapkan tim. Berbekal anggaran pribadi sang Ketua Umum, Bob Hasan, PASI menjalani pembinaan sepanjang tahun.
Apa yang dilakukan PASI ini sejatinya juga dilakukan atletik dari negara lain. Bedanya, fasilitas dan sport science di negara lain lebih baik dibandingkan dengan di Indonesia. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Benitez Incar Bomber Jebolan Akademi Barcelona
Redaktur : Tim Redaksi