Kok Tak Ada Tembakan Peringatan?

Kamis, 05 Februari 2009 – 16:28 WIB
JAKARTA- Seperti banyak kalangan, Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala juga melihat lemahnya peran intelijen dalam tragedi tewasnya Ketua DPRD Sumut Abdul Aziz AngkatDia menganalisis, ada tiga kemungkinan penyebab lemahnya kinerja intelijen

BACA JUGA: Sumut Bisa Selevel Maluku dan Papua

Pertama, intel memang benar-benar tak tahu bakal ada massa sebanyak itu
Kedua, intel mengumpulkan informasi yang salah

BACA JUGA: Aktor di Luar Lapangan Harus Ditangkap

Ketiga, intel tahu tapi karena belajar dari yang sudah-sudah bahwa jumlah massa yang akan diturunkan pendemo selalu dibesar-besarkan, polisi lantas menyepelekan.
 
"Kan kita sudah biasa lihat, katanya mau ada demo 5 ribu orang ternyata hanya 50 orang
Nah, polisi kecolongan karena ternyata jumlah massa benar-benar membludak," ulasnya kepada JPNN, Kamis (5/2)

BACA JUGA: Hidayat : Polisi Kehilangan Insting

Dia menilai, jumlah polisi di lapangan sangat sedikit sehingga tidak siap, dan tidak bertindak tegas.
 
Keganjilan lain yang Adrianus amati, ketika Abdul Aziz Angkat dikeroyok massa, tidak ada satu pun polisi yang mengeluarkan senjata, mengangkatnya dan memberikan tembakan ke atas untuk membubarkan massaAda dua kemungkinanPertama, karena polisi memang tidak siap, tidak ada rentang komando yang jelas saat kejadian, sehingga polisi yang di tengah massa tidak berani mengeluarkan senjata karena tidak ada perintah atasan.
 
Kemungkinan kedua, polisi di Sumut sudah mulai takut untuk mengambil inisiatif di lapanganKetika kondisi di lapangan sudah mendesak, mereka masih juga menunggu atasan"Ini berbahaya dan para petinggi polri harus segera melakukan pembinaan seriusMental menunggu perintah atasan harus melihat konteks persoalan," katanya(sam/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BHD Mulai Gerah dengan Kasus Sumut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler