jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengungkapkan pihaknya terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pemerintah Indonesia.
Salah satunya, diwujudkan lewat kerja sama global antara PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama PT PLN (Persero) dan ACWA Power.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia & PLN Kolaborasi Perkuat Peran sebagai Pelopor Amonia Hijau
Kedua belah pihak menandatangani Joint Development Agreement (JDA) untuk pengembangan ekosistem green hydrogen dan green ammonia di kawasan industri Petrokimia Gresik.
Kerja sama ini ditandatangani bersamaan dengan perhelatan COP28 atau konferensi tingkat tinggi PBB terkait perubahan iklim dunia di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Minggu (3/12/2023).
BACA JUGA: Pupuk Kaltim Berhasil Pertahankan Predikat World Class di Ajang APQO-IC 2023
Rahmad menyebut kerja sama ini merupakan tindak lanjut atas Joint Development Study Agreement (JDSA) atau studi pengembangan bersama green hydrogen dan green ammonia yang diteken pada Juli 2023. Dalam studi tersebut, ketiga belah pihak telah mengumpulkan berbagai data, informasi, serta kunjungan lapangan untuk mempersiapkan langkah lebih lanjut.
“Ini adalah sebuah kolaborasi global untuk mendukung penurunan emisi karbon melalui pengembangan green hydrogen dan green ammonia. Proyek ini akan mendorong iklim investasi dan pengembangan ekosistem energi hijau di Indonesia, sekaligus mendukung pancapaian target NZE pemerintah,” jelas Rahmad.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Raih Platinum SNI Award 2023, Siap Bersaing di Pasar Internasional
Pada kerja sama ini, Pupuk Indonesia bersama PLN dan ACWA Power akan membentuk sebuah perusahaan joint-venture (JV) dengan ACWA Power sebagai koordinator. Perusahaan patungan ini akan menjalankan proyek, termasuk pemilihan kontraktor EPC (Engineering, Procurement, & Construction) hingga penjualan green ammonia untuk pasar domestik maupun mancanegara.
ACWA Power adalah investor dan operator pembangkit listrik asal Arab Saudi yang telah beroperasi di 13 negara. Saat ini ACWA Power sedang menggarap proyek green hydrogen terbesar di dunia pada megaproyek Neom milik kerajaan Arab Saudi.
Dalam kerjasama ini, PLN akan mendukung penyediaan tenaga listrik dari pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) yang berasal dari Banyuwangi dan Pulau Madura.
Listrik ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau angin maupun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas maksimum 200 MW.
Listrik tersebut kemudian akan dipasok ke fasilitas produksi anak usaha Pupuk Indonesia, yaitu Petrokimia Gresik, untuk menghasilkan green hydrogen. Selanjutnya, green hydrogen akan dikonversi menjadi green ammonia melalui pabrik amonia eksisting di kawasan industri pupuk di Gresik tersebut.
“Jadi, peran Pupuk Indonesia dalam kerja sama ini adalah terkait penyediaan lahan untuk pabrik green hydrogen di Gresik. Kemudian mengonversi green hydrogen menjadi green ammonia, termasuk menyediakan fasilitas loading green amonia ke kapal laut untuk dijual ke konsumen di dalam dan luar negeri,” ucap Rahmad.
Selain di Jawa Timur, Pupuk Indonesia bersama PLN juga menandatangani joint development study agreement (JDSA) atau perjanjian studi pengembangan bersama green hydrogen dan green ammonia pada kawasan industri Pupuk Kujang di Jawa Barat.
Selain untuk kebutuhan energi bersih masa depan, akselerasi pengembangan ini juga dimaksudkan untuk menjaga keberlanjutan pasokan amonia sebagai bahan baku pupuk. Karena amonia adalah bahan baku utama pupuk jenis Urea, NPK, ZA, dan sebagainya.
"Kerja sama ini semakin menguatkan posisi Pupuk Indonesia sebagai pemain global yang ke depan tidak hanya menjadi penyedia pupuk untuk mendukung ketahanan pangan, melainkan juga penyedia clean ammonia sebagai salah satu sumber energi bersih masa depan," jelas Rahmad.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul