Kolaborasi Jadi Kunci Pendidikan Vokasi Hadapi Tantangan Industri

Jumat, 20 November 2020 – 20:37 WIB
Kegiatan "Santri Talking Fashion; Opportunity and Challenges" yang digelar di SMK PGRI 1 Kudus, Kamis (19/11). Foto: dok for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan MataAir Foundation Muhammad Abdul Idris mengatakan konsep dasar pendidikan vokasi harus benar-benar memprioritaskan link and match dengan industri.  

Menurutnya, untuk memperkuat link and match diperlukan adanya inkubasi dan pendampingan sehingga SDM lulusan SMK harus menjawab tantangan dunia industri hari ini.

BACA JUGA: Pendidikan Tinggi Vokasi Bertanggung Jawab Hasilkan Lulusan Berkualitas

Idris menyampaikan itu saat kegiatan "Santri Talking Fashion; Opportunity and Challenges" yang digelar di SMK PGRI 1 Kudus, Kamis (19/11).

Agenda itu diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang ketat dan dihadiri Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran (MICE) Kemenparekraf RI Iyung Masruroh, serta Inovator Fashion SMK yang juga pendiri Indonesian Fashion Chamber Lisa Fitria.

BACA JUGA: Pengin Gagah-gagahan, Camer Ternyata Anggota Brimob, Kelar Lu..

Idris mengatakan harus ada kolaborasi yang solid antara SMK, pemerintah dengan industri dalam menyusun peta jalan pengembangan dunia vokasi khususnya di bidang fashion.

“SMK ini harus benar-benar link and match, jangan sampai hanya sampai kerja sama level MoU saja," kata Idris dalam siaran pers yang diterima.

BACA JUGA: 2 Program Merdeka Vokasi, Siswa SMK Lebih Cepat Terserap DUDI

Selain itu, dia menegaskan, kolaborasi pengembangan SMK adalah kunci.

Kompetensi yang mumpuni di dunia fashion tetap harus didukung skill tambahan yaitu komunikasi.

Jadi, komunikasi dan kolaborasi,” tegas Idris.

Iyung Masruroh membagikan tip mengembangkan pendidikan vokasi di bidang fashion guna merespons tantangan dunia industri.

“Berani berbisnis dengan segala kreativitas yang kita miliki. Membuat desain yang payable," kata dia di hadapan perwakilan pelajar dan santri vokasi Kabupaten Kudus.

Selain itu, lanjut Iyung, dukungan pemerintah daerah juga dibutuhkan untuk membesarkan kreativitas peserta didik dalam membangun ketepatan brand yang dipilih.

"Serta target market yang harus menjadi perhatian,” kata Iyung.

Dia juga berpesan untuk tetap menanamkan perilaku santri di kehidupan sehari-hari. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler