jpnn.com, CIANJUR - Kolaborasi pengelolaan kawasan konservasi dengan masyarakat terbukti mampu memberikan multiplier effect (efek pengganda) bagi kelestarian kawasan dan ekonomi masyarakat sekitar.
Selain menjadi sistem penyangga kehidupan, pusat pengawetan keanekaragaman hayati dan dimanfaatkan secara lestari, sebuah taman nasional menjadi bagian dari pertumbuhan wilayah.
BACA JUGA: Rekomendasikan Penetapan Status Siaga Lebih Dini di Aceh
Sistematika pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) bisa dijadikan rujukan pengelolaan kawasan terkini yang mengedepankan masyarakat.
“Taman Nasional harus memberikan estetika dan keindahan; Memberikan jaminan masa depan bagi kehidupan masyarakat yang lebih baik; Memberikan manfaat ekonomi; dan Pendorong ekonomi masyarakat selain kesempatan kerja dan bisa membangun ekonomi lokal dengan tetap menjaga manajemen konservasi dan fungsi-fungsinya”, ucap Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya dalam acara “Festival Kolaborasi TNGGP dengan Masyarakat sekitar Kawasan” di Cibodas Kabupaten Cianjur, Jumat (22/03).
BACA JUGA: Grafis : Barang Ramah Lingkungan Ini Bisa Jadi Hadiah untuk Orang Tersayang
Sebagai salah satu taman nasional tertua di Indonesia yang telah berusia genap 39 tahun, banyak terobosan pengelolaan yang telah dilakukan oleh Balai Besar TNGGP.
Baik dalam rangka pengembangan ekowisata sebagai bentuk diversifikasi program wisata, sistem pengelolaan pengunjung maupun sarana prasarana pendukung wisata.
BACA JUGA: Yuk Ajak Generasi Milenial Mencintai Hutan Indonesia
Selain pengembangan wisata, Balai Besar TNGGP telah melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat salah satunya melalui pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk diberikan akses di zona tradisional dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar kawasan.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya konkrit untuk memberikan kemanfaatan taman nasional bagi masyarakat sekitar dengan tetap mempertahankan kualitas ekologi kawasan.
Kawasan TNGGP seluas 24.270 Ha mempunyai peranan penting sebagai sistem penyangga kehidupan bagi tidak kurang dari 30 juta orang masyarakat sekitar Cianjur, Sukabumi, Bogor, Bandung, Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok dan Bandung, yang mengalirkan sungai-sungai dengan air per tahun ± 213 milyar liter.
Selain memiliki fungsi sistem penyangga kehidupan, TNGGP merupakan perwakilan tipe Hutan Hujan Pegunungan Tropis di Pulau Jawa, yang menyediakan habitat Surili, Owa Jawa dan Macan Tutul serta berbagai jenis burung.
“Dengan adanya TNGGP, tidak sedikit menyumbang PAD (Pendapatan Asli Daerah) ke Kabupaten Cianjur. TNGGP juga menjadi sumber kehidupan masyarakat Cianjur. Air yang diminum masyarakat Cianjur 100% berasal dari Gunung Gede Pangrango”, imbuh Bupati Cianjur Herman Suherman dalam acara festival yang mengangkat tema “Hutan untuk Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan Sehat (Leuweung Hejo, Masyarakat Ngejo)”
Dalam kunjungan kali ini, Menteri Siti juga mendorong pembangunan hutan kota di Cianjur. Tahun ini akan dimulai pembuatan design dan fasilitasi dari KLHK.
Pasalnya, menurut Menteri Siti, hutan di dekat kota/hutan kota selain menjadi ruang terbuka publik juga bisa menjadi ruang edukasi tentang alam bagi masyarakat. Saat ini selain membutuhkan informasi, masyarakat juga memerlukan pengetahuan lebih intensif tentang alam.
“Kita harus buat hutan kota Cianjur menjadi yang terbaik” ungkap Menteri Siti.
Dalam rangka peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-36 dan Hari Ulang Tahun Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) ke-39, TNGGP menyelenggarakan “Festival Kolaborasi TNGGP dengan Masyarakat sekitar Kawasan” dengan kegiatan utama antara lain Pembagian bibit tanaman kepada masyarakat; Pameran produk masyarakat dan Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan TNGGP; Pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat; Donor darah; dan Khitanan massal.
Selain Menteri LHK juga hadir dalam acara ini Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono, Pimpinan Tinggi Pratama KLHK, Kepala SKPD Kabupaten Cianjur, peserta Kemah Kerabat Alam, siswa SD binaan TNGGP, dan masyarakat sekitar.
“Saya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Saya berpesan agar upaya-upaya kolaborasi seperti ini dapat terus ditingkatkan, sehingga manfaat dari keberadaan taman nasional semakin dirasakan oleh masyarakat, karena hal tersebut mampu menumbuhkan rasa memiliki, sehingga untuk menjaga kelestarian kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menjadi sesuatu hal yang sangat mudah dilakukan," pungkas Menteri Siti. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Hutan Internasional, KLHK Ajak Generasi Milenial Mencintai dan Menjaga Rimba
Redaktur & Reporter : Natalia