jpnn.com, JAKARTA - Hari Hutan Internasional selalu diperingati pada 21 Maret. Dalam rangka memperingatinya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan edukasi ke generasi milenial untuk mencintai alam dan menjaga hutan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menekankan, hutan dan pendidikan adalah masa depan milik bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu kepedulian semua pihak untuk menjaga lingkungan, hutan dan keanekaragaman hayatinya.
BACA JUGA: Hari Hutan Internasional, KLHK Ajak Generasi Milenial Mencintai dan Menjaga Rimba
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian LHK Bambang Hendroyono yang mewakili Menteri LHK pada acara peringatan HHI 2019 bersama kaum milenial di Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (21/3).
Dalam sambutan yang dibacakan Bambang, setelah kebijakan korektif Presiden Joko Widodo dilaksanakan, selanjutnya adalah meningkatkan kapasitas sumber daya manusia kehutanan.
BACA JUGA: Indonesia Loloskan Lima Resolusi pada Sidang UNEA-4
Itu bertujuan agar langkah-langkah korektif dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga sumber daya hutan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
"Di sini perlunya pendidikan dan peningkatan keterampilan generasi penerus pengelola hutan di era milenial," jelas Bambang.
BACA JUGA: Tiga Direktur Pemilik Kayu Ilegal di Jayapura Jadi Tersangka
Bambang menambahkan, terdapat lima pesan bagi generasi milenial untuk turut menjaga hutan.
"Pesan pertama yang ingin saya sampaikan dalam peringatan Hari Hutan Internasional ini adalah pentingnya memahami dan menjaga hutan untuk masa depan karena peran hutan menjadi lebih penting mengingat populasi dunia akan meningkat menjadi 8,5 miliar pada tahun 2030,” ujar Bambang.
Selanjutnya, Bambang juga berpesan bahwa tidak ada kata terlalu dini untuk belajar mengerti tentang pepohonan.
Untuk itu, anak-anak perlu dibantu agar terhubung dengan alam sehingga tercipta generasi masa depan yang sadar akan manfaat pohon dan hutan serta kebutuhan untuk mengelolanya secara berkelanjutan.
Pesan ketiga adalah baik pengetahuan tradisional maupun modern memiliki peran yang sangat penting dalam mempertahankan kelestarian hutan.
Rimbawan harus mengenal dan memahami alam dengan baik, serta belajar menggunakan teknologi mutakhir untuk memastikan bahwa hutan kita dipantau dan dikelola secara berkelanjutan.
Pesan keempat adalah berinvestasi dalam pendidikan kehutanan dapat mengubah dunia menjadi lebih baik.
Indonesia sebagai negara yang memiliki hutan tropis yang sangat luas harus memastikan ada ilmuwan, pembuat kebijakan, rimbawan dan masyarakat lokal yang bekerja untuk menghentikan deforestasi dan memulihkan lanskap yang terdegradasi.
Pesan yang terakhir adalah bahwasanya laki-laki dan perempuan harus memiliki akses yang sama untuk pendidikan kehutanan.
Kesetaraan gender dalam pendidikan kehutanan diharapkan mampu memberdayakan perempuan perdesaan untuk mengelola hutan secara berkelanjutan.
Sementara itu, Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Djati Witjaksono Hadi saat acara peringatan HHI menyampaikan beberapa hal terkait langkah korektif pengelolaan hutan di Indonesia.
“Di antaranya adalah langkah korektif pengendalian kebakaran hutan dan lahan, tata kelola ekosistem gambut, juga akses kelola kawasan hutan yang sebelumnya diberikan kepada korporasi besar, kali ini diberikan untuk masyarakat yang berada di sekitar dan di dalam kawasan hutan melalui program Perhutanan Sosial,” beber Djati. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri LHK Jelaskan Penyebab Banjir Bandang Sentani Di Komisi IV DPR RI
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan