Kolaborasi Regional Kunci Percepatan Transisi Energi di Asia Tenggara

Kamis, 28 November 2024 – 09:08 WIB
Proyek pembangkit listrik panas bumi berpotensi menjadi andalan dalam transisi energi dari energi fosil menjadi energi baru terbarukan. Foto: ilustrasi/dokumetasi humas Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Dalam rangka menghadapi tantangan global terkait transisi energi, negara-negara di kawasan Asia Tenggara mulai beralih dari pendekatan individual ke upaya kolaboratif yang strategis.

Penjabat Direktur Eksekutif di Pusat Energi ASEAN Beni Suryadi mengungkapkan hal itu saat diskusi bertajuk ‘Renewable Energy Role Toward Nett Zero Emission (NZE)’.

BACA JUGA: Presiden Prabowo Saksikan Serah Terima Kepemimpinan Kaukus ASEAN – ABAC dari Indonesia ke Malaysia

Beni menekankan pentingnya kerja sama lintas negara untuk mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan.

“Saya sangat senang untuk berbagi bahwa negara-negara di kawasan ini tidak lagi hanya melihat tantangan dari sudut pandang masing-masing, tetapi mulai menciptakan upaya kolaboratif,” ucap Beni.

BACA JUGA: ICW Sorot Ahmad Ali, Diduga Terafiliasi Bisnis Energi Kotor

Berdasarkan proyeksi dari studi 8R7 Energy Outlook, jika negara-negara hanya melanjutkan pendekatan business as usual di tingkat nasional, pangsa energi terbarukan diperkirakan hanya akan mencapai 23 persen pada tahun 2050.

Namun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan capaian tersebut. Mulai dari meningkatkan integrasi pasar, eksplorasi bersama, dan komitmen kolektif terhadap strategi karbon netral.

BACA JUGA: Kadin dan Pemerintah Indonesia Berpotensi Dapatkan Pendanaan untuk Transisi Energi & Rumah Murah dari Inggris

“Maka pada tahun 2050 diproyeksikan 70 persen listrik di kawasan ini akan berasal dari energi terbarukan,” kata Beni.

Adapun proyeksi optimistis tersebut hanya dapat dicapai melalui beberapa langkah strategis itu mencakup tiga hal.

Pertama kolaborasi regional?Negara-negara ASEAN, dalam hal membangun sinergi dalam kebijakan energi, berbagi teknologi, dan menciptakan mekanisme perdagangan listrik lintas batas.

Kedua, investasi pada eksplorasi dan teknologi seperti tenaga surya, angin, dan geotermal, harus dipercepat dengan dukungan teknologi canggih.

Ketiga, komitmen terhadap Netralitas Karbon?Strategi dekarbonisasi kolektif diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Kerja sama regional, ungkap Beni, diharapkan tidak hanya mempercepat transisi energi, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif dan kompetitif.

“Kami percaya bahwa, integrasi ini bukan sekadar penggabungan upaya dari 10 negara, tetapi lebih dari itu. Ini tidak hanya akan mengurangi biaya investasi, tetapi juga meningkatkan keamanan energi di kawasan,” tuturnya.

Di sisi lain, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, berharap, event Electricity Connect 2024 ini, dapat menciptakan kolaborasi lintas sektor yang kuat, untuk mencapai investasi energi hijau demi mewujudkan swasembada energi.

Hal ini sejalan dengan misi Presiden Prabowo Subianto melalui kebijakan utama Kementerian ESDM saat ini yakni swasembada energi.

“Kami merancang bahwa kita membangun ekosistem yang kondusif untuk berkolaborasi, kondusif untuk berinvestasi, sehingga semua pelaku usaha, kita bisa membangun suatu kolaborasi yang berbasis pada spirit of fairness,” ucap Darmawan, pada kesempatan yang sama.

“Ini mmungkikan kita bisa berkembang bersama-sama, kita bisa saling mendukung, sehingga misi dari Bapak Presiden Prabowo Subianto ini bisa tercapai,” lanjutnya.

Sebagai informasi, pemerintah saat ini terus mendorong komitmennya terkait kebijakan penggunaan kendaraan listrik untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik sebagai salah satu langkah menuju transisi energi bersih.

Salah satu komitmennya diwujudkan melalui gelaran acara Electricity Connect 2024 bertajuk ‘Go Beyond Power Energizing The Future’ untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat transisi ke EBT.

Electricity Connect 2024 digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat pada 20-22 November 2024 ini, dihadiri lebih dari 500 exhibitor dan ditargetkan ada 15.000 pengunjung dari berbagai profesi, yang tentunya berfokus pada bidang ketenagalistrikan.(fri/jpnn)


Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler