VIRGINIA--Para ahli anthropologi menemukan bukti yang mengungkap fakta mengerikan dari pemukim permanen pertama Inggris di Benua Amerika. Pasalnya, penemuan tulang manusia teranyar menunjukkan mereka melakukan kanibalisme saat musim dingin hebat melanda Amerika Utara sekitar tahun 1609-1610.
Hal tersebut terungkap setelah peneliti menemukan luka aneh pada tulang manusia yang dibuang di tempat sampah. Luka potong tersebut disinyalir mirip dengan pola yang terjadi pada proses penyembelihan binatang.
"Bukti tersebut konsisten dengan pemotongan dan penyembelihan badan," ujar Antropolog Forensik dari Smithsonian National Museum of Natural History, Doug Owsley, di Washington DC kepada businessinsider, Kamis (2/5).
Tengkorak dan tulang kering seorang gadis yang berasal dari abad keempat di James Fort, Virginia, ditemukan dan digali dari lubang sampah tahun lalu. Kota yang didirikan pada 1607 merupakan bagian awal dari koloni Jamestown.
Kapten John Smith, yang mengambil alih kepemimpinan koloni pada 1608, menjalin kerja sama dengan penduduk asli suku Powhatan. Namun, pasca Smith kembali ke Inggris pada musim gugur 1609, era kelaparan dimulai.
Dokumen sebelumnya telah mengindikasikan adanya praktik kanibalisme pada koloni ini. Penemuan tulang gadis berusia 14 tahun tersebut menjadi bukti ilmiah pertama yang memperkuat dugaan tersebut.
Para peneliti Smithsonian percaya, tubuh anak yang tewas dijadikan makanan agar komunitas dapat bertahan dalam musim dingin hebat pada 1609-1610, periode yang populer disebut "era kelaparan".
"Ada banyak potongan di dahi, bagian belakang tengkorak, dan juga tusukan di sisi kiri kepala yang jelas digunakan untuk membongkar terngkorak di sisi itu," ujar Owsley.
"Era kelaparan" merupakan periode yang paling mencekam dalam sejarah kolonial. Pemukim James Fort berada dalam kepungan penduduk asli Indian dan tidak memiliki cukup makan untuk bertahan di musim dingin.
Pertama, mereka memakan kuda, kemudian anjing, kucing, tikus, dan ular. Sebagian orang bahkan memakan kulit sepatu untuk memuaskan rasa lapar. Saat minggu berganti bulan dan tak ada lagi yang tersisa untuk bertahan hidup.
Bantuan akhirnya datang dari Lord De La Warr, yang berlayar ke pemukiman membawa makanan dan koloni baru. Setelah enam bulan dirajam rasa lapar, hanya 60 dari 300 pemukim selamat.(Esy/jpnn)
Hal tersebut terungkap setelah peneliti menemukan luka aneh pada tulang manusia yang dibuang di tempat sampah. Luka potong tersebut disinyalir mirip dengan pola yang terjadi pada proses penyembelihan binatang.
"Bukti tersebut konsisten dengan pemotongan dan penyembelihan badan," ujar Antropolog Forensik dari Smithsonian National Museum of Natural History, Doug Owsley, di Washington DC kepada businessinsider, Kamis (2/5).
Tengkorak dan tulang kering seorang gadis yang berasal dari abad keempat di James Fort, Virginia, ditemukan dan digali dari lubang sampah tahun lalu. Kota yang didirikan pada 1607 merupakan bagian awal dari koloni Jamestown.
Kapten John Smith, yang mengambil alih kepemimpinan koloni pada 1608, menjalin kerja sama dengan penduduk asli suku Powhatan. Namun, pasca Smith kembali ke Inggris pada musim gugur 1609, era kelaparan dimulai.
Dokumen sebelumnya telah mengindikasikan adanya praktik kanibalisme pada koloni ini. Penemuan tulang gadis berusia 14 tahun tersebut menjadi bukti ilmiah pertama yang memperkuat dugaan tersebut.
Para peneliti Smithsonian percaya, tubuh anak yang tewas dijadikan makanan agar komunitas dapat bertahan dalam musim dingin hebat pada 1609-1610, periode yang populer disebut "era kelaparan".
"Ada banyak potongan di dahi, bagian belakang tengkorak, dan juga tusukan di sisi kiri kepala yang jelas digunakan untuk membongkar terngkorak di sisi itu," ujar Owsley.
"Era kelaparan" merupakan periode yang paling mencekam dalam sejarah kolonial. Pemukim James Fort berada dalam kepungan penduduk asli Indian dan tidak memiliki cukup makan untuk bertahan di musim dingin.
Pertama, mereka memakan kuda, kemudian anjing, kucing, tikus, dan ular. Sebagian orang bahkan memakan kulit sepatu untuk memuaskan rasa lapar. Saat minggu berganti bulan dan tak ada lagi yang tersisa untuk bertahan hidup.
Bantuan akhirnya datang dari Lord De La Warr, yang berlayar ke pemukiman membawa makanan dan koloni baru. Setelah enam bulan dirajam rasa lapar, hanya 60 dari 300 pemukim selamat.(Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obama Nilai Penjara Lukai Citra AS
Redaktur : Tim Redaksi