Komandan Relawan TKN Sebut Upaya Membenturkan Prabowo dengan Jokowi dan Gibran Kandas

Jumat, 13 September 2024 – 07:52 WIB
Komandan Relawan TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024, Haris Rusly Moti. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Komandan Relawan TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024, Haris Rusly Moti menyatakan upaya membenturkan Prabowo dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran lewat berbagai rumor politik di masa lalu kandas.

Ia mencontohkan, salah satu upaya itu dilakukan lewat peristiwa viral akun Kaskus fufufafa.

BACA JUGA: Dasco Sebut Akun Fufufafa Tak Bikin Hubungan Prabowo dengan Gibran Retak

"Menurut saya rumor politik yang beredar mengeksploitasi cerita kampanye di masa lampau, seperti akun fufufafa sengaja diviralkan untuk tujuan merenggangkan hubungan baik presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Presiden Jokowi dan Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka," ucap Haris dalam keterangannya pada Kamis, 12 September 2024.

Demikian juga rumor terkait Apel Akbar Pasukan Berani Mati Jokowi, dia bilang, hal itu juga muncul dari klaster pelaku yang merupakan residu dari Pilpres 2024.

BACA JUGA: Gerindra Belum Terpikir Polisikan Pihak yang Mengaitkan Fufufafa dengan Gibran

Menurutnya, hal itu merupakan intrik politik yang tidak terlalu canggih dan terlalu gampang dibaca arahnya.

"Saya cukup yakin upaya adu domba yang dilakukan dengan menebar rumor dan intrik halus seperti itu Insya Allah menuai hasil tangan hampa, gagal," ucapnya.

BACA JUGA: Versi Budi Arie soal Akun Fufufafa yang Diduga Milik Gibran bin Jokowi, Oh

Pun begitu dengan isu matahari kembar dalam pemerintahan yang membentuk dan mengarahkan persepsi seakan ada dua matahari yang bersaing dalam pemerintahan seusai 20 Oktober 2024, yaitu matahari Prabowo versus matahari Jokowi.

Menurut eksponen gerakan mahasiswa 1998 Yogyakarta itu, isu matahari kembar sangat tidak masuk akal, karena Indonesia menganut sistem presidensial yang menempatkan presiden sebagai sentral kekuasaan, di mana presiden mempunyai dwi fungsi sebagai kepala negara sekaligus fungsi sebagai kepala pemerintahan.

"Baik Pak Prabowo maupun Mas Gibran menilai rumor seperti ini sebagai hiburan yang tidak perlu disekapi serius. Pak Prabowo sendiri adalah seorang pemimpin yang berjiwa besar yang tidak gampang dihasut dan diadu domba dengan rumor dan intrik," ucapnya.

Dalam berbagai kesempatan, Haris bilang, Prabowo selalu mengimbau seluruh relawan, pendukung, dan pemilih Prabowo-Gibran untuk senantiasa berlapang dada dan berjiwa besar dalam menghadapi setiap dinamika politik, agar tidak gampang dihasut dan diadu domba.

Dia berkata, Prabowo bukan tipe pemimpin kuping tipis yang gampang dihasut melalui rumor yang telah menjadi jejak sejarah.

"Jika kita mengubek-ubek jejak digital di masa lalu, maka tidak ada yang sempurna di masa lampau," kata dia.

"Saya mencoba menerawang tujuan besar dari para pelaku rumor dan intrik politik tersebut, menurut saya tujuan utamanya untuk melemahkan konsolidasi pemerintahan Prabowo-Gibran di bulan bulan awal pemerintahan pasca 20 Oktober 2024," imbuhnya.

Haris menyampaikan, bila upaya merenggangkan hubungan Prabowo dengan Jokowi dan Gibran tercapai maka diharapkan pemerintahan yang baru seumur jagung itu akan alami puso, punah atau kerdil sebelum berkembang.

Menurutnya, para pengemban rumor dan intrik politik tersebut mendaur ulang teknik di masa lampau untuk memecah hubungan baik antara Presiden dengan Wapres untuk tujuan akhir menjatuhkan pemerintahan.

"Jika kita belajar sejarah, Soekarno dibenturkan dengan Bung Hatta, Presiden Soeharto diadudomba dengan Habibie, Gus Dur dibenturkan dengan Megawati hingga SBY yang pernah dikocok dihadapkan dengan Jusuf Kalla melalui isu matahari kembar," katanya.

"Di ujung dari intrik dan rumor itu untuk tujuan melemahkan, lalu diunjungnya untuk menjatuhkan pemerintahan yang berkuasa," sambung dia.

Walau begitu, Haris berkata, sebagai negara demokrasi, pada prinsipnya memberi toleransi pada residu politik, termasuk residu Pilpres.

Sepanjang residu itu sebagai 'pewarna' demokrasi, tanpa mengubah zat di dalam landasan dan tujuan pemerintahan yang digariskan oleh konstitusi dan dijabarkan di dalam paket janji kampanye Pilpres.(ray/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler