Komandan Yonko 464/Paskhas: Saya Ikut Berduka Cita Sedalam-dalamnya

Rabu, 09 Agustus 2017 – 15:47 WIB
Mayat. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Tewasnya Buawi, 39 tahun, warga Dusun Pakel RT05 RW02, Desa Baturetno, Singosari, Kabupaten Malang, Jatim, diduga terkena peluru nyasar, disesalkan anggota Yonko 464/ Paskhas.

Buawi harusnya tidak menjadi korban peluru nyasar jika dia mengindahkan peringatan yang diberikan oleh para anggota sebelum latihan dimulai. Namun demikian, nasi telah menjadi bubur, korban Buawi sudah meninggal dengan luka di pipi kanan.

BACA JUGA: Dor! Kena Peluru Nyasar, Berdarah-darah, Masih Sanggup Berjalan 1,6 Km

”Secara pribadi dan mewakili kesatuan, saya ikut berduka cita sedalam-dalamnya atas kejadian ini. Kami juga bertanggung jawab atas peristiwa ini,’’ kata Komandan Yonko 464/Paskhas, Mayor Pasukan Muhammad Misbachul Munir.

Ditemui wartawan di kamar jenazah RSSA Malang, Munir mengatakan jika dia mendapat laporan anggotanya sekitar pukul 08.15.

BACA JUGA: Sadis, Teman Sekampung Dihujani Tusukan hingga Tewas di Depan Rumahnya

Seketika itu juga, Munir mendatangi lokasi kejadian. Dia juga memerintahkan anggotanya untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Beberapa orang pun meminta keterangan terkait peristiwa ini.

Setelah dari TKP, Misbachul dan anggota lainnya pun mendatangi Kamar Jenazah RSSA Malang untuk melihat jenazah Buawi, yang sudah terbujur kaku.

BACA JUGA: Perampok Sadis, Usai Gasak Rp 500 Juta, Pengusaha Ini Ditembaki hingga Mati

Dalam keterangan yang disampaikan, latihan menembak kemarin merupakan kegiatan rutin yang digelar anggota Yonko 464/Paskhas. Ada 70 an anggota yang mengikuti latihan di lapangan tembak Gondo Mayit, Desa Batu Retno. Dan semuanya menggunakan senjata laras panjang.

Munir juga menyebutkan, sebelum melakukan latihan menembak, pihaknya juga sudah pemeriksaan areal sesuai dengan SOP. Yaitu dengan mengeluarkan tembakan di areal aman, dilanjutkan dengan sweeping.

Jika dalam sweeping ditemukan orang yang ada di kawasan areal tembak, pihaknya pun meminta untuk pergi. Itu karena meski jaraknya cukup jauh jika ada latihan tetap sangat membahayakan.

Selama sweeping dan sebelum latihan menembak digelar, juga ada petugas yang meneropong area sekitar TKP.

”Latihan akan dilakukan setelah kondisinya betul-betul clear,’’ katanya.

Dan saat latihan dimulai tambah Munir kondisi area sudah sepi dan tidak ada orang. ”Makanya itu, begitu mendapat laporan tadi saya langsung berangkat ke TKP. Terus terang kami sangat sedih, dengan kejadian ini,’’ ucapnya.

Munir sendiri menyebutkan, TKP tempat korban tertembak merupakan wilayah TNI AU. Di mana wilayah tersebut sebetulnya harus clear.

”Tapi begitu, kami tidak mau mencari pembenaran. Intinya kami sendiri sangat bersedih dengan peristiwa ini. Dan sebagai komandan kesatuan, saya sangat bertanggung jawab,’’ ucapnya.

Ditanya apakah betul korban terkena peluru nyasar, Munir mengatakan masih menunggu hasil visum. Namun kuat dugaan menurut dia korban terkena pantulan. Itu karena posisi korban saat terkena peluru tidak sejajar lurus dengan lokasi latihan.

”Kami masih menunggu visum ya untuk itu. Kami juga meminta rekan-rekan wartawan dapat bijak dalam memberitakan terkait peristiwa ini,’’ tandasnya.

Peristiwa warga yang meninggal diduga akibat peluru nyasar juga direspons cepat anggota Polsek Singosari. Mereka langsung mendatangi TKP. Tidak hanya melakukan olah TKP, tapi petugas juga meminta keterangan sejumlah saksi.

”Terkait kasus ini kami melakukan koordinasi dengan POM AU,’’ kata Wakapolsek Singosari AKP Effendy Budi Wibowo.

Effendy memang enggan berbicara banyak terkait persoalan ini. Kepada wartawan dia hanya menyebutkan jika saat itu korban berkebun. Bersamaan juga ada latihan menembak. ”Nah kalau kena apanya ini masih nunggu hasil visum,’’ tandasnya.

Sementara Ngatijo adik ipar Buawi mengatakan keluarganya tidak akan menuntut siapa pun atas kejadian ini. Dia juga mengatakatan keluarganya menerima peristiwa ini sebagai musibah.

”Kami tidak menuntut, keluarga menerima ini sebagai musibah,’’ katanya. Ngatijo juga menyebutkan, jika Buawi selama ini tinggal dengan keluarganya. Dia belum memiliki istri.

”Pak Buawi ini masih lajang. Dan setiap hari dia memang berkebun,’’ tandasnya.(big/ira/ary)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tujuh Perampok Obral Tembakan, Dor! Dor! Bos Kopi Tewas


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler