jpnn.com, NEW YORK - Anggota Komisi II DPR Komarudin Watubun meminta seluruh dunia untuk memikirkan strategi pendidikan perdamaian dan pelestarian ekosistem bumi.
Pria yang karib disapa Bung Komar itu menyampaikannya saat berpidato dalam sidang tahunan parlemen PBB di New York, Amerika Serikat, Rabu (18/2).
BACA JUGA: Komarudin Watubun: Jangan Panik Hadapi Virus Corona
"Selama ini, kita hidup di rumah yang sama, yaitu planet bumi. Ada dua tanda krisis kehidupan di planet bumi, yakni air sehat dari tanah makin langka dan mahal serta lapisan ozon terkoyak di langit," kata Bung Komar.
Dia menambahkan, pesan zaman sudah ada sejak Heraclitus asal Yunani pada abad keenam SM.
BACA JUGA: Komarudin Watubun: Kalau Berani Melanggar, Harus Bertanggung Jawab
“Panta rhei, alam semesta terus mengalir dan berubah,” imbuh Bung Komar.
Politikus PDI Perjuangan itu menambahkan, Archimedes mengajarkan eureka, yakni menemukan nilai kebenaran melalui alam.
Sementara itu, sambung Bung Komar, Lao Tzu pada abad keempat SM mengajarkan tentang keabadian alam karena selalu memberi dan tidak hidup untuk diri sendiri.
“Nabi Muhammad mengajarkan pelestarian pohon di Makkah dan Madinah,” imbuh Bung Komar.
Pada abad ke-21, sambung Bung Komar, Mangawari Waathai asal Kenya mengajarkan perdamaian dengan menanam pohon.
Sementara itu, pada Mei 2015, Vatikan merilis Laudato Si tentang merawat nilai kehidupan di bumi.
“Karena itu, pendidikan berkenaan dengan suatu yang bernyawa, nilai kehidupan manusia. Saudara kita asal Jepang menyebut Tsugiki untuk meraih hasil kualitas terbaik melalui pendidikan,” kata Bung Komar.
Dia menjelaskan, Indonesia memiliki Philosofische Grondslag dan Weltanschauung tentang nilai-nilai dasar kehidupan yaitu Pancasila sebagai dasar dan arah membangun perdamaian dan pelestarian kehidupan di dunia.
"Saya mengulang pesan presiden kami, Ir. Soekarno, tahun 1960 di depan Majelis Umum PBB, New York, To Build The World A New berdasarkan Pancasila. Yaitu believe in God, humanity, unity, democracy, dan social justice," tegas Bung Komar.
Menurut dia, filsafat Pancasila telah mempersatukan bangsa Indonesia dalam kehidupan yang damai.
Dia menambahkan, Indonesia mengalokasikan 20 persen anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) ke sektor pendidikan.
"Pandangan kami, pilihan strategis adalah pendidikan sains dan teknologi tanah, air, pohon dan gas secara simultan-berkelanjutan dan kendali pertumbuhan penduduk,” kata Bung Komar.
Menurut dia, hal itu berguna untuk membangun perdamaian, memulihkan dan melestarikan biosfer, atmosfer dan hidrosfer kehidupan planet bumi bagi generasi masa depan dunia yang berperikemanusian dan perikeadilan. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil