Kombatan GAM Ikut Buru Batu Cempaka Madu

Sehari Bisa Raup Minimal Rp 8 Juta

Senin, 05 Januari 2015 – 07:05 WIB
BISA JUTAAN RUPIAH SEHARI: Yusma, warga Desa Alu Raya, menggali lubang untuk mencari batu akik di pegunungan Alu Raya, Aceh Jaya, Aceh, Minggu (4/1). Foto: Zulkarnaini/Rakyat Aceh/JPNN

jpnn.com - ACEH JAYA – Fenomena batu akik memang tiada habisnya. Setelah dihebohkan dengan adanya batu giok, kini Aceh kembali digemparkan dengan temuan batu cempaka madu. Batu cempaka madu itu berasal dari Kabupaten Aceh Jaya, tepatnya di kawasan Kecamatan Panga.

Batu tersebut memiliki keunikan tersendiri. Selain indah dipandang mata, batu itu diyakini berkhasiat. Konon katanya, batu tersebut bisa menjadi pemanis, pelaris dagangan, serta mengobati bisa atau racun.

BACA JUGA: Jin Akui sebagai Penculik Bocah, Mau Bebaskan dengan Syarat...

Saat ini masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya sedang memanfaatkan ketenaran batu itu sebagai sumber penghasilan baru. Setiap hari ratusan warga setempat pergi ke gunung untuk memburu batu yang lagi tren tersebut.

Mereka rela berjalan kaki hingga puluhan kilometer demi mendapatkan batu yang bernilai jual tinggi itu. Tidak hanya laki-laki dewasa, perempuan dan anak-anak turut terjun ke dalam lubang yang dapat ’’menghidupkan’’ perekonomian mereka tersebut.

BACA JUGA: Ucapan Belasungkawa Banjiri Facebook Janda Cantik

Di lokasi penambangan, mereka bertarung nyawa di dalam lubang yang digali hingga 2–8 meter. Mereka juga harus rela melawan debit mata air yang tiba-tiba muncul dari dalam tanah. Tanpa dikomando, setiap penambang membawa timba dan perlengkapan lain untuk mencari batu berwarna madu tersebut.

Dalam sehari, mereka kadang bisa mendapatkan kiloan bongkahan batu. Jika batu itu dijual, harganya bisa mencapai Rp 4 juta per kilo untuk batu madu kualitas super. Ada juga yang pulang dengan tangan kosong.

BACA JUGA: Janda Cantik Tewas: Hilang Sudah Tetanggaku Idolaku

Namun, semangat mereka untuk berburu batu alam tersebut tidak pernah surut. Esoknya mereka kembali berjibaku dengan bahaya lumpur dan tanah longsor yang sewaktu-waktu bisa menimpa mereka di dalam lubang.

Joel, mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kini berburu batu itu bersama masyarakat lain menyatakan, untuk mendapatkan barang super, mereka harus sabar dan tekun menggali lubang.

’’Kadang, dalam sehari, kami harus menggali beberapa lubang dengan kedalaman 1–7 meter. Ketekunan dan kesabaran menjadi modal besar dalam pergulatan batu ini. Sebab, kadang ada, kadang tidak,’’ ujar pria yang akrab disapa Dan Ops tersebut.

Kegiatan perbatuan itu menguntungkan semua lapisan masyarakat. Mulai penambang, penadah (agen, Red), hingga tukang asah dan pedagang batu akik eceran. Rizal Ayubi, salah seorang penadah batu cempaka madu di Kota Calang, menambahkan bahwa batu itu saat ini memang sangat digandrungi berbagai kalangan.

Mulai masyarakat biasa hingga pejabat negeri ini. ’’Batu ini bukan hanya warga Aceh yang pakai, tetapi juga dari luar daerah dan luar negeri,’’ ucapnya.

Menurut dia, cempaka madu yang diburu saat ini adalah jenis cempaka madu merah atau disebut Mirah Sitrop (merah sirup, Red) oleh warga setempat. Selain itu, ada jenis lavender serta sunkis.

Dia menerangkan, sejak batu tersebut tenar, dirinya telah mendapatkan keuntungan besar. Dalam sehari, dia bisa meraup rupiah hingga puluhan juta. ’’Paling sedikit, kami mendapat Rp 8 juta dalam sehari,’’ ungkapnya. (zal/JPNN/c20/diq)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Curiga Pembunuh Nenek Tahu Kondisi Korbannya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler