jpnn.com, JAKARTA - Gaung industri 4.0 di Indonesia tentu mendorong penerapan teknologi otomasi dan robot di sektor manufaktur secara berkesinambungan.
Lantas, apakah penerapan otomasi dan robot ini mampu meningkatkan kinerja manufaktur lebih baik? Sekaligus kekhawatiran menghilangkan secara penuh andil manusia.
BACA JUGA: APJI Siap Hantarkan Para Anggotanya Menuju Industri 4.0
Dalam penerapannya, robot tidak menggantikan peran manusia dalam proses produksi di dalam pabrik, melainkan untuk meringankan dan memudahkan tugas yang dikerjakan.
Menurut perusahaan teknologi asal Denmark, Universal Robots, bahwa penggunaan robot di industri Indonesia baru sekitar 5 robot per 10.000 karyawan.
BACA JUGA: Kiat Kemenperin Merangsang Perusahaan Mengimplementasi Industri 4.0
Universal Robots memproduksi Collaborative Robot (COBOT) yang berfungsi membantu tugas manusia menjadi lebih efisien dan efektif, terutama dalam kegiatan manufaktur. Selain otomotif, industri elektronik termasuk yang paling banyak menggunakan teknologi ini dari Universal Robots.
Hadirnya robot di dalam industri dinilai mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan, tanpa harus mengorbankan sumber daya manusia untuk digantikan perannya.
BACA JUGA: Hadapi Industri 4.0, Pemerintah Harus Ciptakan Regulasi Adaptif
“Kalau Anda punya produksi volume kecil dan campuran tinggi di sini tidak diragukan lagi colaborative robot bersama manusia akan sangat meningkatkan nilai produktivitas,” ungkap General Manager Universal Robots, Sakari Kuikka, dalam diskusi bersama media otomotif, Kamis (15/8).
“Kami ada contoh kasus di Indonesia yang tidak bisa saya sebutkan nama perusahaan atau industrinya, saya baru-baru ini berkunjung ke salah satu pengguna robot kami di Indonesia dan mereka punya satu jalur produksi yang menggunakan dua robot dan mereka pertahankan jumlah karyawannya di jalur itu, jadi tidak ada pengurangan operator atau pekerja manusia, hanya tambahan dua robot.”
Kuikka mengklaim peningkatan efisiensi dari penggunaan robot telah berhasil mencapai 30 persen lebih baik, yang tidak hanya mempersingkat waktu pengerjaan tetapi juga sekaligus menghemat pemakaian bahan baku dari sebelumnya.
Beberapa pekerjaan diyakini bisa lebih presisi dan hemat bahan baku saat menggunakan robot, seperti proses pengelasan, pengecatan, atau pemasangan sealer kaca mobil.
“Jadi ada tiga hal; kualitas meningkat, limbah berkurang dan produktivitas lebih baik, dan tiga hal ini kalau dicapai bisa memberikan payback yang lebih cepat bagi perusahaan,” lanjut Kuikka. (mg8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Siapkan Pengembangan SDM Transportasi untuk Hadapi Era Industri 4.0
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha