Kombinasi Sipil-Militer Masih Dianggap Perlu

Minggu, 23 Februari 2014 – 18:06 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kombinasi kepemimpinan nasional berlatar belakang militer-sipil atau sebaliknya, masih dianggap sesuatu yang perlu menjadi pertimbangan di pilpres mendatang.

Jika capresnya sipil, maka capresnya militer. Begitu pun sebaliknya, jika capresnya militer, cawapresnya sipil.

BACA JUGA: DPD PAN Kota Bekasi Siapkan 2.051 Saksi TPS

Demikian pendapat Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN), Umar S Bakry, peneliti Pol-Tracking Institute, Agung Baskoro, dan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi

Agung Baskoro mengatakan, tokoh berlatar belakang militer masih sangat dibutuhkan di kursi kepemimpinan nasional, sebagai presiden atau wapres.

BACA JUGA: Surat Suara Rusak Bertambah

"Nilai jualnya pun patut diperhitungkan. Maka, bila presidennya berasal dari kalangan sipil, idealnya wakil presiden berasal dari kalangan berlatar belakang militer. Begitu pun sebaliknya, bila presidennya berlatar militer, maka wakilnya berasal dari kalangan sipil. Duet sipil-militer akan saling melengkapi," ujar kata Agung.

Menurutnya, tokoh berlatar belakang militer mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang lengkap tentang pertahanan dan keamanan.

BACA JUGA: Caleg Bandel Bakal Diekspos

Seperti diketahui, sejumlah mantan petinggi TNI masuk dalam bursa pencapresan, antara lain Pramono Edhie, Prabowo, Wiranto, Endiartono Sutarto, Djoko Santoso, termasuk juga Panglima TNI sekarang, Jenderal Moeldoko.

"Mereka layak untuk dipertimbangkan, karena  mereka memiliki track record yang panjang dalam mengelola pertahanan dan keamanan negeri ini," katanya.

Hal senada dikatakan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi. Jika presidennya berasal dari purnawirawan militer, alangkah tepat jika wakil presidennya berlatar belakang sipil. "Demikian juga sebaliknya, jika nantinya RI  1 berasal dari sipil, sebaiknya pendampingnya berlatar belakang militer," ujarnya.

"Seperti aturan tidak tertulis, pakem ini masih dipercaya hingga kini demi kestabilan politik di Indonesia," ujar Ari.

Sementara, Direktur Eksekutif LSN, Umar S Bakry, mengatakan, secara umum tokoh berlatar belakang militer masih didambakan publik untuk menjadi presiden ataupun wapres.

Dia mengklaim, dalam setiap survei yang dilakukan lembaganya, terlihat publik masih menghendaki tokoh berlatar belakang militer di kombinasi kepemimpinan nasional.

Umar menambahkan, pada dasarnya publik merindukan seorang pemimpin yang tegas dan dalam asosiasi publik sikap tegas itu umumnya menjadi karakter seorang militer.

"Untuk tokoh potensial dari kalangan TNI sejauh ini baru enam tokoh yang masuk hitungan, yaitu Prabowo, Wiranto, Pramono, Endriartono, Djoko Suyanto dan Moeldoko," kata Umar. (rls/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Surya Optimistis NasDem Bisa Menangi Pileg


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler