jpnn.com, JAKARTA - Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (UI) Prof Eko Prasojo, menilai uji coba program PNS kerja dari rumah sebuah terobosan positif.
Saat ini, skema ini sedang diuji coba terhadap 1.000 ASN di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).
BACA JUGA: BKN: Seluruh Data PNS Wajib Dimutakhirkan dan Dilaporkan
"Itu akan menjadi mainstream, sepuluh tahun ke depan itu akan jadi mainstream kita, menjadi pokok pekerjaan utama. Kalau sekarang kan masih sebagian-sebagian," kata Prof Eko saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/2).
Namun demikian, sebelum cara kerja seperti itu diterapkan untuk lingkup yang lebih luas, maka ada prasyarat yang harus disiapkan. Pertama, ruang kerjanya harus didesain khusus. Beberapa perusahaan menurutnya sudah menerapkannya.
BACA JUGA: Susi Menangis, Minta Ada Perpres Guru Honorer menjadi PNS
"Di beberapa perusahaan, seperti Telkom, mereka mendesain super application, super app. Ada ruang kerjanya, ruang kerja digital, ada ruang chating-nya, ada ruang untuk berinovasi," jelas mantan Wakil Menteri PAN-RB itu.
Kedua, harus jelas ukuran kinerjanya. Ketika seorang ASN bekerja dari rumah, harus tahu dia mau mengerjakan apa, produknya jelas. Tidak seperti mayoritas ASN sekarang.
BACA JUGA: Prajurit dan PNS Seskoal Terima Sosialisasi Tentang Bahaya Virus Corona
"Kalau ASN sekarang kan sebagian besar tidak jelas produknya. Sebagian besar. Datang ke kantor jam delapan, pulang jam empat, finger print, sudah pulang. Jadi tidak ada ukuran kinerjanya," ucap Eko.
Kemudian, lanjut akademisi yang merupakan profesor termuda di FISIP UI (ketika usia 33 tahun), kapabilitas ASN tersebut juga harus dilatih dan itu tidak bisa instan.
Berikutnya, bagaimana membangun talent manajemen full, untuk orang-orang yang punya bakat supaya mereka bisa bekerja secara digital dan lebih efektif.
Pada prinsipnya, kata pria kelahiran Kijang, Kepulauan Riau, sistem PNS kerja dari rumah itu tinggal menunggu waktu saja untuk diimplementasikan secara lebih luas.
"Jadi sudah di depan mata kita kok. Tinggal menunggu waktu. Di Singapura, pelayanan publik sudah di sini semua (smart phone). Pelayanan pendidikan, kesehatan. Bayangkan ini (handphone) untuk kebutuhan publik. Itu masa depan kita, android base public services," tandasnya. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam