jpnn.com, JAKARTA - Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Bambang Gunawan menilai, melalui konten positif, masyarakat bisa memperoleh asupan informasi yang mencerahkan.
“Kebutuhan produksi konten-konten positif, damai dan mencerahkan sangat diperlukan untuk menangkis hoaks dan menciptakan ruang informasi yang kondusif,” ujar Bambang dalam kegiatan 'Bengkel Digital Literasi Negeri dengan Komunitas Komikus' di Yogyakarta, Kamis, (18/3).
BACA JUGA: Kominfo Sebut Konten Disinformasi BPA Galon Guna Ulang Bisa Diblokir
Oleh karena itu, Bambang mengimbau masyarakat untuk menghasilkan berita yang menyejukkan dan memberikan rasa damai.
Salah satunya adalah menciptakan konten media sosial yang memiliki nilai seni.
BACA JUGA: Ditanya Sejak Kapan Doyan Laki, Krisna Mukti Jawab Begini
Masyarakat juga diminta untuk terus produktif serta menciptakan ruang digital yang informatif.
Sementara, Koordinator IK Hankam Ditjen IKP Kominfo, Dikdik Sadaka mengatakan situasi era komunikasi saat ini yang berbeda dengan dulu.
BACA JUGA: Baru Diperkenalkan di Indonesia, Serum Buatan Jepang Laris Manis Diburu Konsumen
Kondisi saat ini, semua orang bisa menjadi produsen berita.
Namun, pada kenyataannya tidak semua berita di medsos yang diterima masyarakat adalah berita-berita yang positif.
“Lebih dari 60 persen berita yang dibuat masyarakat itu kurang utuh, lengkap & terupdate. Sehingga kita perlu membuat langkah-langkah dan berbagai upaya untuk mendorong masyarakat cerdas dalam mencerna, mengelola, memproduksi dan menyebarkan informasi,” seru Dikdik.
Oleh karena itu, akun Teras Negeriku hadir untuk menyebarkan berbagai informasi yang positif, mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat.
Di sisi lain Teras Negeriku juga hadir sebagai wadah literasi masyarakat agar bijak bermedsos, khususnya dalam memproduksi informasi yang sehat, menyejukkan, memperkokoh persatuan & kesatuan serta menangkal berbagai hoaks.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendag: Impor Beras untuk Memastikan Pemerintah tak Diatur Spekulan
Redaktur & Reporter : Yessy