Kominfo Bahas Tantangan Jurnalisme di Tengah Distrupsi Digital

Kamis, 01 Februari 2024 – 12:52 WIB
Kementerian Komunikasi dan Informasi Publik menggelar diskusi bertajuk 'Tantangan Jurnalisme di Tengah Distrupsi Digital Menengah Manipulasi Informasi' dalam memperingati Hari Pers Nasional 2024. Foto dok Kominfo

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informasi Publik menggelar diskusi bertajuk 'Tantangan Jurnalisme di Tengah Distrupsi Digital Menengah Manipulasi Informasi' dalam memperingati Hari Pers Nasional 2024.

Fokus utama yang dibahas dalam diskusi ini adalah soal bagaimana cara mempertahankan peran media di era disrupsi digital.

BACA JUGA: Kominfo Tambah Penyuluh Informasi Publik

Pengamat media Agus Sudibyo mengatakan dunia jurnalisme saat ini tengah menghadapi tantangan berat dengan terimplementasinya algoritma di internet.

Celakanya, mesin pencari saat ini didominasi oleh sederet platform digital, termasuk Facebook, Apple, dan Microsoft.

BACA JUGA: Jadi Binaan Rumah BUMN Rembang, Arma Leather and Craft Tembus Pasar Tiongkok

Argumen mengenai keadaan media massa itu didasarkan dari dua asumsi, yakni dualitas institusi sosial dan ekonomi.

Keduanya menurut Agus saling berpengaruh satu sama lain dalam keberlangsungan ekosistem media massa di Tanah Air maupun skala global.

BACA JUGA: BRI Life Bayar Klaim & Manfaat Asuransi Rp 5,59 Triliun Sepanjang 2023

"Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, di mana beberapa perusahaan dapat menguasai berbagai sektor terutama ekosistem  media massa di hampir di seluruh dunia terutama di Indonesia," papar Agus.

Oleh karena itu, media massa, khususnya online jika ingin tetap bertahan dan mendapat pemasukan dari iklan harus mengikuti algoritma yang dimonopoli oleh platform tersebut. Sedangkan, media konvensional hanya bermain dalam ekosistem yang sangat kecil.

Sementara, mengenai konten, alih-alih menyajikan informasi yang bermutu, media massa saat ini justru juga ikut mengambil sumber dari media sosial.

Sehingga peristiwa yang diwartakan hanya sebatas pemberian informasi yang sebenarnya bisa ditemukan di medsos.

"Saat ini 58 persen iklan media digital itu dikuasai oleh Google, lalu 2,4 persen dikuasai Meta. Jadi media konvensional hanya bermain di area 18 persen atau sisanya. Hal ini juga hampir sama dengan apa yang terjadi di Indonesia," jelas Agus.

Mantan Pemred Tempo itu mengungkap salah satu kiat untuk membendung monopoli tersebut adalah dengan menggunakan sistem langganan bagi pembaca.

Hal ini agar media massa tidak dapat didikte oleh trafik iklan yang kini dikuasai oleh platform tersebut.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler