JAKARTA - Pekan pertama menjelang datangnya bulan Ramadan, pemerintah meningkatkan filter terhadap situs pornografi di jaringan internet IndonesiaPemblokiran akan diperketat untuk menghormati bulan suci bagi umat Islam tersebut
BACA JUGA: Jejak Kehidupan di Mars Kian Nyata
Rencananya, filterisasi akan dilakukan secara berkala dan dilanjutkan hingga pasca Ramadan."Prosesnya kami lakukan berkala dan lebih ketat," ujar Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gatot S
Gatot mengakui Kemenkominfo mengalami kendala jika harus menutup seluruh akses masyarakat ke situs yang mengandung konten porno pada bulan puasa
BACA JUGA: Bobol ATM Cukup Gunakan Flashdisk
Karena, saat ini ada pertumbuhan situs dewasa dan bermuatan pornografi mencapai 400 juta halaman dan terus tumbuhKemenkominfo, kata dia, juga harus berhati-hati dalam memutuskan penutupan akses ke situs-situs tersebut
BACA JUGA: Sony Kembangkan Keping Disk 1 Tera
Jika prosedur pemblokiran dilakukan tidak tepat maka bisa jadi akses masyarakat akan terganggu"Jangan sampai masyarakat nantinya malah susah untuk mengakses Internet," kata Gatot.Saat ini Kemenkominfo bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk mendapatakan dukungan terkait pemblokiran situs pornoSejak 21 Juli lalu Kemenkominfo telah mengingatkan kepada provider jasa layanan internet (ISP) tentang aplikasi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
Artinya, anggota APJII juga berkewajiban aktif melakukan pemblokiran secara pribadi untuk meminimalisasi konten pornografi"Dari 15 ISP (Internet service provider) besar, sudah ada 5 operator yang telah mengambil inisiatif untuk memblokir situs porno," kata Gatot.
Secara terpisah, Menkominfo Tifatul Sembiring juga telah meminta pengusaha jasa warnet, baik yang tergabung di Asosiasi Warung Internet Indonesia (AWARI) maupun diluar itu, untuk segera memasang alat penyaring antipornografi"Karena hampir 97 persen siswa SMP mengaku pernah menonton situs porno, pembukaan situs selain di warnet juga di sekolah," kata Tifatul.
Para pengusaha warnet, kata Tifatul, hanya mendapat waktu sebulan, untuk memasang perangkat penyaring pornografiMeski begitu, Tifatul mengakui, upaya ini akan memakan waktu yang cukup lama, karena ISP di Indonesia jumlahnya mencapai lebih dari 200, baik yang memiliki jaringan secara terbuka maupun tertutup.
"Saat ini kami sedang mengumpulkan berbagai kata kunci yang memungkinkan pengguna masuk ke situs berbau pornoBanyak kata yang memiliki harfiah berbeda dalam sebuah kalimat, namun ada juga yang istilah itu hanya muncul di negara kita saja, jadi perlu kecermatan," ungkapnya.
Selain warnet, Tifatul juga menegaskan kepada pihak sekolah yang memiliki sarana komputer, untuk langsung menanamkan software ini di setiap pirantinyaSalah satunya adalah program DNS Nawala yang dikembangkan oleh Awari"Sudah saatnya semua mengaksesnya untuk berinternet sehat," pungkasnya(zul/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apple Keluarkan Pengganti Mouse
Redaktur : Tim Redaksi