jpnn.com, BANJARMASIN - Komisi III DPR meminta Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Kapolda Kalsel melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah peredaran narkoba jenis G dan Karnoven di daerah tersebut.
Hal tersebut mengemuka saat Komisi III DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke Provinsi Kalimantan Selatan terkait pengawasan atas maraknya peredaran narkoba jenis baru yang sedang gencar beredar di wilayah Banjarmasin, Kalsel, Jumat (26/5).
BACA JUGA: Paham Radikal Masuk Kampus, Rektor Harus Mawas Diri
Anggota Komisi III DPR RI Habib Aboe Bakar Alhabsyi yang juga berasal dari daerah pemilihan Kalimantan Selatan menjelaskan, peredaran narkoba jenis Zeneta atau obat jenis G dan Karnoven itu semakin besar, dan sudah berulang kali terjadi.
"Sudah sekian kali peningkatan-peningkatan ini berlanjut diawali dulu di Amontai dengan 1,5 juta, sekarang 4 juta Zeneta lewat mobil Fuso yang diatasi atau dialibi-kan dengan diletakkan di bawah sayur dan di bawah makanan-makanan. Jadi bukan main Kalimantan Selatan," jelas politisi Fraksi PKS tersebut.
BACA JUGA: Perlu Terobosan pada Industri Perbukuan
Dalam kesempatan tersebut, Aboe Bakar Alhabsyi ingin adanya koordinasi dan sinergi antarinstansi terkait demi terwujudnya Kalsel yang bebas narkoba.
"Dan alhamdulillah kita telah memberikan pengawasan dan memberi masukan yang tajam. Kita dengar kelemahan-kelemahannya sehingga nanti kita akan follow up ke Pemerintah Pusat," tutur Aboe Bakar.
BACA JUGA: Komisi III Dorong Polri Bentuk Densus Tipikor
Sementara itu, Ketua Tim Kunjungan Spesifik ke Provinsi Kalimantan Selatan yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J. Mahesa mengatakan, dari paparan pihak Polda, BNNP, Kajati, Kanwil Kalimantan Selatan, kondisi Kalimantan Selatan sebagai daerah peredaran narkoba tergolong cukup parah, ditambah tingkat pengedar yang semakin naik secara signifikan.
Oleh karenanya, kata Desmond, membutuhkan tindakan-tindakan preventif untuk mencegah masuknya narkoba ke Kalimantan Selatan.
"Pengakuan Kapolda, Kejaksaan dan BNN dan contoh yang ada hari ini penindakan maksimal tapi pencegahan belum maksimal. Ini diakui dengan jujur. Kenapa penindakan maksimal? Overcapacity (tahanan dan penjara red) kan dari narkoba mayoritas, kok tumbuh terus. Berarti pencegahannya belum maksimal," tandas Politisi Partai Gerindra tersebut.
Turut serta dalam kunjungan kerja spesifik Komisi III DPR RI ke Provinsi Kalimantan Selatan, Masinton Pasaribu, Risa Mariska (F-PDIP), Adies Kadir, Ahmad Zacky Siradj (F-PG), Wihadi Wiyanto (F-Gerindra), Daeng Muhammad (F-PAN), Bahrudin Nasori (F-PKB), Aboe Bakar Alhabsyi (F-PKS). (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menangkal Konten Dewasa, Tumbuhkan Karakter Positif Anak
Redaktur : Tim Redaksi