jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Reza mengatakan, pemerintah harus mempunyai rencana induk pengembangan atau road map secara merinci untuk mengembangkan garam bahan baku industri.
Pasalnya, selama ini Indonesia memenuhi kebutuhan garam bahan baku industri melalui impor.
BACA JUGA: Benarkah Diet Tinggi Garam Picu Sakit Lambung?
“Kadar NaCl pada garam yang kita produksi berkisar 92%-94%, sedangkan kebutuhan garam bahan baku industri memerlukan kadar NaCl 97%,” jelas Faisol.
Dia mengatakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi untuk memproduksikan garam bahan baku industri, karena NTT memiliki banyak faktor untuk memproduksi garam bahan baku industri.
BACA JUGA: Kementerian Perdagangan Sebut Garam Himalaya Ilegal dan Tak Ada SNI
"Mungkin NTT salah satunya," ungkap Faisol.
Salah satunya kelembaban udara. “Rata-rata kelembaban di berbagai daerah di Indonesia berkisar 75%-80%, NTT jauh di bawah itu,” tuturnya.
BACA JUGA: Impor Garam Masih Marak, Begini Respons Andi Akmal DPR
Dia menambahkan Provinsi NTT dapat dibangun industri-industri yang memproduksi garam bahan baku. Pemerintah diminta perlu serius mendorong industri produksi garam bahan baku. "Keseriusan pemerintah sangat penting," ungkap Faisol.
"Tidak ada alasan untuk tidak bisa menyediakan garam bahan baku industri. Secara teknologi Industri ini tidak membutuhkan teknologi yang rumit," Lanjut dia.
Faisol menjelaskan Provinsi NTT bisa menjadi pionir sebagai daerah yang mampu melakukan subtitusi impor garam. Dengan menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan untuk industri garam. "Saya kira itu penting," tukasnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil