Komitmen Majukan Masyarakat, Pertamina Group Raih 10 Penghargaan ProKlim 2023 dari KLHK

Rabu, 25 Oktober 2023 – 16:22 WIB
Komitmen Pertamina bersama masyarakat memajukan desa-desa di berbagai wilayah di Indonesia mendapatkan apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, berupa penghargaan ProKlim 2023. Foto: Dokumentasi Humas Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Komitmen Pertamina bersama masyarakat memajukan desa-desa di berbagai wilayah di Indonesia mendapatkan apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.

Sepuluh entitas bisnis Pertamina dinobatkan sebagai pendukung Program Kampung Iklim (ProKlim) 2023 kategori instansi.

BACA JUGA: Luar Biasa! UMKM Pertamina Raup Transaksi Rp 15 Miliar di TEI 2023

Pada ajang ini, Subholding Commercial & Trading, PT Pertamina Patra Niaga memperoleh 6 penghargaan yakni untuk DPPU Sultan Thaha (Jambi), DPPU Adi Sumarno (Solo), DPPU Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Fuel Terminal Maos (Cilacap), Integrated Terminal Panjang (Lampung), dan Integrated Terminal Palembang.

Selain itu, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refining dan Petrochemical meraih 2 penghargaan, yakni RU V Balikpapan dan RU III Plaju.

BACA JUGA: Pertamina Sebut Bioenergi Tidak Akan Ganggu Ketahanan Pangan

Penghargaan juga diraih PT Pertamina EP Donggi Matindok Field dan PT Perta Samtan Gas.

Menteri LHK Siti Nurbaya memberikan apresiasi kepada para pihak yang telah bekerja mewujudkan ProKlim di daerahnya.

BACA JUGA: Pertamina Hulu Energi Raih 4 Penghargaan di Taiwan Innotech Expo 2023

“Penghargaan ini kami berikan untuk menghargai dedikasi para pelaku Proklim dan sebuah apresiasi bagi seluruh aktor di lapangan maupun pelaku usaha yang senantiasa memberikan pembinaan dengan baik, aktif berpartisipasi, dan mendukung pelaksanaan ProKlim,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya.

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan Pertamina turut mendukung usaha KLHK dalam mencapai target kampung ProKlim.

Upaya yang dilakukan melalui desa-desa binaan yang mencanangkan program-program pendukung dan memberdayakan masyarakat desa, kampung, dan dusun untuk menjadi agen perubahan dalam Kampung Proklim Indonesia.

“Peran Pertamina saat ini tidak hanya terbatas pada penyediaan energi, tetapi juga komitmen dalam menjaga lingkungan demi menciptakan masa depan yang lebih baik, dengan bersama," kata Fadjar.

Pertamina juga mengajak masyarakat dalam mengendalikan perubahan iklim secara berkelanjutan termasuk mendukung target pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) atau bebas emisi pada 2060.

Lebih lanjut Fadjar menjelaskan entitas-entitas Pertamina yang menerima penghargaan karena secara konsisten mengajak masyarakat dalam aksi dan mitigasi ProKlim untuk lingkungan yang lebih baik.

Contohnya seperti yang dilakukan di Integrated Terminal Palembang dengan pembinaan di Desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir yang memberdayakan masyarakat melalui program Desa Energi Berdikari untuk mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan melalui pemanfaatan energi terbarukan dari sinar matahari.

“Pemanfaatan panel surya, manajemen usaha, dan pemasaran digital kepada masyarakat dilakukan secara terstruktur," terang Fadjar.

Dilengkapi panel surya berkapasitas 6,54 kWp dan teknologi penyimpanan energi baterai lithium sebesar 10 kWh, kata Fadjar, program ini mampu menghasilkan 8.442 kWh energi per tahun. Ini membawa potensi penghematan biaya listrik sekitar Rp13 juta per tahun.

"Selain itu penerapan energi surya tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mendukung pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan mengurangi emisi karbon sebanyak 8.502 kg CO2eq per tahun,” ungkap Fadjar.

Dampak positif dari program ini sangat terasa. Lebih dari 140 petani telah merasakan manfaat langsung dari praktik pertanian terpadu yang didukung oleh program DEB.

Berdirinya kelompok industri rumah tangga (home industry) yang terdiri dari 10 anggota juga terasa berdampak dengan peningkatan pendapatan petani sebesar 30 persen dan omset mencapai Rp 1,5 juta per bulan per petani, serta Rp 1 juta per bulan per kelompok.

ProKlim merupakan bagian dari komitmen dan kontribusi Indonesia dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan peran non-party stakeholder sesuai hasil Pertemuan Para Pihak (Conference of The Parties/COP) ke-26 UNFCCC yang tertuang dalam Glasgow Climate Pact.

Kegiatan utama ProKlim terbagi dalam dua dimensi, yakni adaptasi dan mitigasi.

Pada dimensi adaptasi, kegiatan-kegiatan yang dilakukan yakni pengendalian kekeringan, banjir dan longsor, peningkatan ketahanan pangan, penanganan atau antisipasi kenaikan muka laut, rob, intrusi air laut, abrasi, ablasi atau erosi akibat angin, gelombang tinggi dan pengendalian penyakit terkait iklim.

Sementara dalam dimensi mitigasi, kegiatan ProKlim meliputi pengelolaan sampah, limbah padat dan cair, penggunaan energi baru terbarukan dan konservasi energi, budidaya pertanian rendah emisi GRK, peningkatan tutupan vegetasi, serta pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

Usaha berkelanjutan Pertamina Group dalam mendukung implementasi ProKlim ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) ke-13, yakni mengambil tindakan cepat untuk untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.

Kemudian sekaligus mendukung implementasi ESG (Environmental, Social & Governance) dengan mengajak masyarakat untuk mengelola perubahan iklim secara berkesinambungan. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler