Pertamina Sebut Bioenergi Tidak Akan Ganggu Ketahanan Pangan

Sabtu, 21 Oktober 2023 – 17:34 WIB
Pertamima menyebut bioenergi di Indonesia tidak akan mengganggu ketahanan pangan karena yang diproses menjadi energi. Foto: dok Pertamina

jpnn.com, ROMA - Pertamina akan melakukan sejumlah upaya agar ketahanan energi nasional tetap terjaga.

Hal itu dianggap karena berkaitan dengan upaya menjaga ketahanan pangan nasional.

BACA JUGA: Resmi! Pertamina & Petronas Gantikan Shell di Blok Masela

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam The FAO (Food and Agriculture Organization) Science and Innovation Forum, yang merupakan bagian dari rangkaian The World Food Forum 2023 di Roma, Italia, Kamis (19/10).

Menurut Nicke, Indonesia memiliki potensi besar dengan sumber daya domestik untuk dijadikan sebagai energi termasuk penggunaan bahan pangan dalam memproduksi bio energi.

BACA JUGA: Nicke Widyawati Tegaskan Komitmen Pertamina Hadapi Tantangan Trilema Energi

“Pertamina memiliki peta jalan bisnis ramah lingkungan salah satunya dengan implementasi biofuel. Biofuel merupakan salah satu kunci dekarbonisasi di sektor transportasi,” kata Nicke.

Penggunaan biofuel yang bersumber dari sawit atau B35 saat ini misalnya, terbukti menurunkan impor bahan bakar minyak khususnya solar.

BACA JUGA: Bawa 30 UMKM Binaan ke TEI 2023, Pertamina: Ini jadi Tolok Ukur Melakukan Riset Pasar

Selain itu, BBM solar itu bisa meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan bisa menurunkan emisi.

“Estimasi tahun 2022 saja bisa menurunkan emisi setara 28 juta ton CO2,” jelas Nicke.

Nicke menambahkan, bioenergi di Indonesia tidak akan mengganggu ketahanan pangan karena yang diproses menjadi energi merupakan sisa atau ampas dari sumber nabatinya.

“Kami harus menjamin bahwa upaya mencapai ketahanan energi juga bisa sejalan dengan upaya mencapai ketahanan pangan, tidak boleh ada yang terdisrupsi,” ungkap Nicke.

Dalam kesempatan tersebut, Nicke menyampaikan soal Energy Trilemma yang harus dihadapi Indonesia termasuk Pertamina, yaitu energy security, energy sustainability, dan energy affordability.

"Saat ini energy security menjadi prioritas untuk Indonesia, tapi di saat bersamaan kami juga tidak melupakan energy affordability dan sustainability, " ujar Nicke.

Oleh karena itu, menurut Nicke penting dilakukan transisi energi, dengan menggunakan sumber daya alam domestik untuk mereduksi karbon emisi juga menghadirkan kemandirian dan ketahanan energi bagi Indonesia.

Terkait potensi di bidang energi, Indonesia memiliki peluang untuk bisa menjadi bagian penting dalam mendukung energi security di mana Indonesia adalah salah satu penghasil nikel dan bauksit terbesar di dunia yang merupakan material yang diperlukan untuk pengembangan baterai Electric Vehicle (EV).

Indonesia juga mempunyai potensi new and renewable energy mulai dari nature based solutions dan carbon capture utilization and storage (CCUS).

Pertamina berkomitmen mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero pada 2060 atau lebih cepat lagi dengan mengembangkan peta jalan dekarbonisasi aset, pembangunan bisnis ramah lingkungan serta mengembangkan carbon offset.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).

Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gali Potensi Migas Indonesia, Pertamina Hulu Energi Pertajam Strategi Eksplorasi


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler