Komjen Boy Rafli Sebut PMI di Negara Maju Rawan Terpapar Paham Radikal

Minggu, 19 Februari 2023 – 07:35 WIB
Kepala BNPT RI Komjen Pol Boy Rafli Amar. Foto: BNPT

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komjen Boy Rafli Amar mengatakan pekerja migran Indonesia (PMI) di negara maju rawan terpapar paham radikal.

Menurut Boy, kerawanan itu karena banyak narasi radikal tersebar melalui media sosial, dan di negara maju memiliki kemudahan akses internet sehingga para PMI dinilai mudah mengakses konten-konten bermuatan radikal itu.

BACA JUGA: Boy Rafli Buka-bukaan soal Strategi BNPT Perangi Terorisme

"Pekerja migran cukup rawan terpapar radikalisme. Ini mengingat konten-konten narasi radikal banyak terdapat di media sosial, sementara pekerja migran yang berada di negara maju lebih mudah mengakses internet," kata Boy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (17/2).

Mantan Kapolda Papua itu menyebutkan kasus terbaru yang terjadi pada Januari lalu, yang mana seorang PMI dideportasi dari Singapura karena diduga terpapar paham radikal.

BACA JUGA: Komjen Boy Rafli: Jangan Lelah Perang Melawan Ideologi Terorisme

Boy menjelaskan WNI itu dideportasi karena terus menyebarkan konten bermuatan radikalisme di sosial media.

"Ini menegaskan bahwa siapa pun, termasuk pekerja migran, bisa terpapar radikalisme," ungkap Boy. 

BACA JUGA: Komjen Boy Rafli Tegaskan Negara Menjamin Keamanan Natal dan Tahun Baru

Dia mengatakan setiap warga negara wajib memiliki pemahaman tentang ciri-ciri dan karakter kelompok radikal, intoleran, dan terorisme agar terhindar dari radikalisme.

Selain itu, kata Boy, penting bagi setiap WNI untuk mengetahui vaksin kebangsaan, yang terdiri atas transformasi wawasan kebangsaan, revitalisasi nilai-nilai Pancasila, moderasi beragam, pelestarian akar budaya bangsa, serta transformasi pembangunan.

"Kami mengajak seluruh elemen bangsa yang ada di negeri serumpun itu untuk tetap waspada virus terorisme," ujar Boy Rafli.

Dia mengatakan BNPT menghadapi keterbatasan di tengah aksi radikalisme yang berkembang di masyarakat.

Oleh karena itu, BNPT terus merangkul berbagai pihak, baik dalam wadah tim sinergisme kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian maupun masyarakat luas, dengan menerapkan konsep kerja sama multipihak guna mencegah ideologi radikal. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler