Komnas HAM Dukung Kompolnas Ungkap Rekayasa Kasus JIS

Kamis, 05 Februari 2015 – 21:14 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendukung langkah Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengungkap dugaan rekayasa dalam kasus Jakarta International School (JIS).

Komisioner Komnas HAM Nurcholis mengatakan, Kompolnas menjadi lembaga yang tepat untuk mengusut dugaan penyiksaan terhadap para pekerja kebersihan PT ISS.

BACA JUGA: Kemenhub “Diserang” Ahok, Ini “Jurus” Jonan

“Kompolnas harus bisa mengusut laporan tersebut karena bisa merekomendasikan untuk memberikan sanksi bila terjadi pelanggaran saat penyidikan,” katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (5/2).

Sebelumnya, dalam pertemuan dengan keluarga terpidana pekerja kebersihan PT ISS, orangtua murid JIS yang didampingi oleh Imparsial, pihak Kompolnas mengaku akan memanggil penyidik Polda Metro Jaya.

BACA JUGA: ‎Koh Ahok Kirim Mata-mata

Keluarga juga menyerahkan beberapa foto para pekerja PT ISS selama proses penyelidikan di Polda Metro Jaya dan seorang pekerja yang meninggal saat proses penyelidikan kepada Kompolnas, yang diwakili Komisioner Adrianus Meliala dan Hamidah Abdurrahman.

Kompolnas langsung memutuskan untuk melakukan klarifikasi dua minggu berikutnya kepada pihak penyidik Polda Metro Jaya dengan laporan keluarga pekerja kebersihan PT ISS.

BACA JUGA: ‎Tunggu LPJ untuk Dana Hibah Pembongkaran Bangunan Liar di Puncak

Dengan bukti yang dibawa keluarga pekerja, pihak penyidik harus menjelaskan tuduhan tersebut saat mengungkap laporan TPW, orang tua yang mengaku anaknya menjadi korban pelecehan di JIS. 

Kompolnas menyatakan bila buktinya kuat dan terjadi pelanggaran yang dilakukan para penyidik, maka akan meminta internal Polda Metro Jaya untuk mengevaluasi tindakan tersebut. 

"Di internal kepolisian ada lembaga untuk mengawasi kinerja seperti Propam dan lain-lain. Dengan demikian Kompolnas bisa merekomendasikan pemberian sanksi," kata Hamidah. 

Dia juga mengakui saat ini masih sering menerima pengaduan dugaan kekerasan pihak penyidik dalam mengungkapkan suatu kasus. 

Di berbagai daerah dan berbagai kasus masih sering ditemukan tindak kekerasan dan penyiksaan sehingga tersangka mengalami luka bahkan ada yang meninggal dunia.

"Untuk itu keberadaan bukti-bukti sangat penting untuk mengklarifikasi pengaduan tersebut, karena kita akan usahakan dipertemukan langsung dengan para penyidik kasus JIS saat itu," tambahnya.

Dalam pertemuan tersebut, aktivis Imparsial Ghufron Mabruri mengharapkan supaya Kompolnas mengupayakan untuk melakukan investigasi dengan meninggalnya salah satu tersangka, Azwar saat proses penyelidikan.

Sebab, kata dia, berdasarkan bukti yang ada Azwar sebelum mengikuti proses penyelidikan Azwar masih segar bugar. Menurut Ghufron, Azwar yang bertubuh ramping itu malah sempat foto di dekat halikopter di depan Polda Metro Jaya. "Tetapi saat meninggal wajahnya bengkak, lebam dan penuh luka," katanya.

Para pekerja kebersihan PT ISS lainnya, lanjut Ghufron, diduga mengalami penyiksaan seperti disundut rokok, jarinya dijepit kaki kursi, dipaksa minum sambal dua botol, muka ditendang, mata, mulut serta hidung diplester dan dilakban.
 
Para pekerja kebersihan yang mengalami penyiksaan itu adalah Virgiawan Amin, Agus Iskandar, Syahrial dan Zainal Abidin. Adapun Afrischa yang didampingi pengacara selama penyidikan lolos dari dugaan penganiayaan di Unit PPA Polda Metro Jaya tersebut.

Sementara Yayan, istri Syahrial mengatakan saat menengok suaminya di Polda Metro Jaya, sempat tidak mengenali wajah Syahrial. Sebab mukanya penuh luka dan lebam. Suaminya, kata dia, mengaku disiksa polisi demikian juga dengan teman-temannya.

"Saya kaget dan sedih sekali. Tetapi suami saya meminta untuk sabar, kalau protes maka takut akan disiksa lagi. Jadi kami mohon bantuannya apalagi untuk kasus yang suami saya tidak lakukan," jelasnya.

Sebelumnya pihak Polda Metro Jaya sudah membantah terjadinya penyiksaan dan kekerasan terhadap para tersangka selama proses kasus tersebut. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemenang Tender Bus Transjakarta Dibui, Ahok: Biar Kapok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler