Komnas HAM: Tragedi Sampang, Kegagalan Pemerintah

Selasa, 28 Agustus 2012 – 13:55 WIB
JAKARTA - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ifdhal Kasim menyebutkan bahwa tragedi berdarah antara kelompok Syiah dan antisyiah di Dusun Nangkernang, Kecamatan Omben, Madura, Jawa Timur, Minggu (26/8) kemarin merupakan bentuk kegagalan pemerintah memberikan perlindungan kepada warganya yang menganut kepercayaan Syiah.

"Indikasi kegagalan ini dapat dilihat kurangnya reaksi aparat keamanan yang hanya mengirimkan lima orang personilnya sesaat sebelum kejadian yang mengakibatkan dua orang tewas serta 35 rumah terbakar," kata Ifdhal Kasim, dalam keterangan persnya di kantor Komnas HAM Jalan Latuharhari, Jakarta, Selasa (28/8).

Padahal, lanjutnya, beberapa hari sebelum bentrok itu pecah, telah terjadi sweeping di Desa tempat warga Syiah bermukim dan itu telah dilaporkan, tetapi aparat yang dikirim hanya lima orang. Sedangkan kelompok yang akan menyerang berjumlah ribuan.

Dia juga menyebutkan potensi timbulnya kerusuhan antara kelompok Syiah dan anti-Syaih ini sudah terlihat sejak Desember tahun lalu, dan Komnas HAM pun sudah memberikan sejumlah rekomendasi yang seharusnya ditindaklanjuti oleh pemerintah.

"Tapi rekomendasi kami tidak dilakukan. Sejumlah hasil investigasi kami tidak ditindaklanjuti, sehingga terjadilah penyerangan ini. Padahal, peristiwa seperti ini juga pernah terjadi Desember tahun lalu. Inilah kegagalan pemerintah melindungi warga negara," kata dia.

Seperti diketahui Minggu 26 Agustus kemarin, terjadi bentrok berdarah antara kelompok Anti-Syiah dengan Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur. Peristiwa itu mengagetkan karena terjadi dengan anarkis hingga menelan korban jiwa dan pemukiman kaum Syiah pun dibakar.

Kejadian ini menimbulkan kontroversi karena ada indikasi pembiaran oleh aparat keamanan, terutama kepolisian.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Penuhi Ruang Sidang, Pengacara John Kei Protes

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler