JAKARTA - Dari catatan Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM), peristiwa kerusuhan maut dalam pertandingan tinju Bupati Cup di Nabire, Papua, merupakan tragedi kemanusiaan yang pertama kali terjadi di even olahraga Tinju di Indonesia.
Karena merenggut jumlah nyawa manusia terbanyak, yakni 18 korban tewas sia-sia. Sementara puluhan lainnya luka-luka saat hendak menyelamatkan diri keluar dari gedung pertandingan, setelah terjadi kerusuhan di dalam gedung.
Ketua Sub Komisi Pemantauan dan Penyelidikan Pelanggaran HAM, Komnas HAM, Natalius Pigai, menyatakan, Komnas HAM memutuskan akan melakukan pemantauan dan penyelidikan atas kasus tersebut.
"Kami juga mengharapkan agar semua elemen bangsa baik Menteri Pemuda dan Olahraga, para pengurus atau asosiasi olahraga, pemerintah daerah, kepolisian, harus sungguh-sungguh mengevaluasi untuk melakukan tindakan-tindakan preventif," ujarnya di Jakarta, Selasa (16/7).
Menurut Natalius, tindakan preventif dibutuhkan sehingga olahraga yang dijadikan sebagai ajang hiburan rakyat, tidak tercoreng dengan tragedi kemanusiaan.
"Komnas HAM menyampaikan bela sungkawa secara mendalam kepada keluarga korban. Kami memandang peristiwa ini tidak seharusnya terjadi jika panitia penyelenggara, pengda Pertina, Pemerintah daerah khususnya Kepala Daerah dapat menyelenggarakan even ini secara profesional," ujarnya.(gir/jpnn)
Karena merenggut jumlah nyawa manusia terbanyak, yakni 18 korban tewas sia-sia. Sementara puluhan lainnya luka-luka saat hendak menyelamatkan diri keluar dari gedung pertandingan, setelah terjadi kerusuhan di dalam gedung.
Ketua Sub Komisi Pemantauan dan Penyelidikan Pelanggaran HAM, Komnas HAM, Natalius Pigai, menyatakan, Komnas HAM memutuskan akan melakukan pemantauan dan penyelidikan atas kasus tersebut.
"Kami juga mengharapkan agar semua elemen bangsa baik Menteri Pemuda dan Olahraga, para pengurus atau asosiasi olahraga, pemerintah daerah, kepolisian, harus sungguh-sungguh mengevaluasi untuk melakukan tindakan-tindakan preventif," ujarnya di Jakarta, Selasa (16/7).
Menurut Natalius, tindakan preventif dibutuhkan sehingga olahraga yang dijadikan sebagai ajang hiburan rakyat, tidak tercoreng dengan tragedi kemanusiaan.
"Komnas HAM menyampaikan bela sungkawa secara mendalam kepada keluarga korban. Kami memandang peristiwa ini tidak seharusnya terjadi jika panitia penyelenggara, pengda Pertina, Pemerintah daerah khususnya Kepala Daerah dapat menyelenggarakan even ini secara profesional," ujarnya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LSN: Partai Politik Kurang Dipercaya Publik
Redaktur : Tim Redaksi