jpnn.com - JAKARTA - Survei yang dirilis oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menempatkan elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berada di posisi teratas. Kendati demikian, survei itu juga menyebut 50 persen pemilih masih bisa berubah pikiran.
Menurut pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio, berubahnya pilihan pemilih itu sangat mungkin terjadi karena komunikasi politik PDI Perjuangan masih belum baik. Menurutnya, hingga saat ini PDIP masih mengandalkan komunikasi politik sepihak, yaitu sebatas apa yang ingin disampaikan, bukan apa yang ingin didengar rakyat.
BACA JUGA: Di Monumen Bandung Lautan Api, Wiranto Ingatkan Jangan Mau Dijajah
"Itu (perubahan pemilih, red) sangat mungkin terjadi karena hingga hari ini komunikasi politik yang dilakukan PDIP belum bagus,” ujar Hendri, Selasa (1/4).
Ia mengatakan, saat ini tren-nya adalah masyarakat mencari pemimpin yang santun, dekat dengan rakyat, dan terus menjalin komunikasi dua arah dengan mereka. Dipaparkannya, partai politik seperti Hanura, Gerindra, NasDem bahkan Partai Demokrat tahu betul bagaimana melakukan komunikasi politik dengan paradigma menyampaikan pesan dari sisi yang ingin didengar oleh masyarakat.
BACA JUGA: Survei LKP: Golkar Paling Diminati Pemilih Pemula
Sikap diam dan apatis yang dipertontonkan PDI Perjuangan terhadap pernyataan-pernyataannya yang ingin didengar rakyat harus segera direspon. Misalnya seputar janji calon presiden dari PDIP, Joko Widodo alias Jokowi kepada warga DKI Jakarta dan prestasi yang tidak terlalu gemilang saat Megawati Soekarnoputri saat menjadi presiden periode 2002-2004.
“Bila tidak ditanggapi hal ini bisa membuat 50 persen pemilih berubah pikiran. Komunikasi politik yang tepat harus segera dilakukan PDIP,” jelasnya. (boy/jpnn)
BACA JUGA: Jangan Bungkam Soal Jual Aset Negara
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eksepsi Ditolak, Andi Yakin Dakwaan Jaksa Spekulasi
Redaktur : Tim Redaksi