jpnn.com, JAKARTA - Komunitas anak muda menyoroti isu calon presiden alternatif untuk 2024.
Ketua DPD KNPI Sumut, Samsir Pohan mengatakan anak muda mendukung gagasan itu karena menguatnya fenomena elitisme di tataran politik nasional.
BACA JUGA: Nama Gibran Disebut di Sidang Uji Materi UU Pemilu soal Syarat Usia Capres - Cawapres
Hal itu disampaikan Samsir pada Diskusi Publik 'Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia' di Medan, Kamis (7/9).
Samsir menilai sudah wajar publik, khususnya anak-anak muda kritis, merasa jenuh lantaran dominasi perpolitikan nasional masih dipegang kelompok elit politik yang itu-itu saja.
BACA JUGA: Cawapres Potensial, Erick Thohir Dinilai Mampu Mendongkrak Kemenangan Capres
Dia menyebut munculnya wacana gerakan alternatif dan kritis dari kalangan anak muda lazim jika merujuk tradisi dan historis partisipasi politik anak muda di Indonesia.
"Nah gerakan capres alternatif ini harus ditempatkan sebagai momentum isu bersama yang menjadi semacam vitamin untuk mengoreksi kehidupan politik yang artifisial, konfliktual dan drama, polarisasi identitas dan penuh egoisme elit ala politik lama," tegas Samsir Pohan.
BACA JUGA: KNPI Deklarasi Dukung Ganjar, Sindir Capres Hobi Berkhianat
Samsir menambahkan sudah saatnya anak muda hari ini mengambil sikap, seiring dengan tumbuhnya kesadaran bahwa politik dan kepemimpinan juga tanggungjawab anak muda yang saat ini merupakan populasi terbesar.
"Tantangannya adalah anak muda harus berani menjawab zaman, mengonsolidasikan isu-isu riil anak muda, dan memajukan aspirasi yang solid, dan bukan agenda elit", ujarnya.
Dia pun mendukung gagasan dari komunitas anak muda Jawa Barat yang beberapa waktu lalu di Sumedang mengusulkan gerakan moral politik mendukung capres alternatif, tokoh dan pegiat kepemimpinan anak muda, Dimas Oky Nugroho.
"Saya pikir, meskipun ini anggaplah sebuah gerakan moral, atau satire politik, tetapi gagasan Komunitas Anak Muda Satu Suara ini merupakan usulan serius dan menjadi bagian penting kita dibutuhkan untuk gerakan penyadaran, pendidikan politik dan demokrasi anak muda. Usulan nama Bang Dimas justru perlu diseriusi," ungkapnya.
Samsir beralasan Dimas sebagai sosok konsisten yang mampu menerjemahkan pikiran dan harapan anak bangsa.
"Apalagi kita ketahui beliau rajin dan rutin berkeliling menyambangi komunitas muda di berbagai daerah, bukan hanya bertemu fisik, tapi juga bertemu secara visi dan gagasan," tutur Samsir Pohan.
Co-Founder SKPI Fuad Ginting menyebut gerakan dan suara alternatif yang mengusung gagasan politik alternatif, termasuk capres alternatif, harus menjadi jawaban atas kanal politik hari ini yang dikuasai oleh oligarki.
Anak muda dan kalangan intelektual harus punya gagasan kritis sebagai penyeimbang.
Pengajar FISIP USU itu menyebut anak-anak muda di daerah butuh lokomotif baru yang mereka percaya di luar lingkup elit hari ini.
Fuad menilai positif gagasan capres dan politik alternatif sebagaimana yang dideklarasikan oleh Komunitas Nusantara Anak Muda Satu Suara di Jawa Barat beberapa waktu lalu dan harus dikonsolidasikan lebih masif ke berbagai daerah untuk membangun isu bersama.
"Jadi gerakan capres alternatif suara anak muda ini bisa menjadi semacam kekuatan kelompok penekan yang dapat memberikan dampak secara elektoral dan itu dibangun di luar struktur politik, dikonsolidasikan dan ditawarkan kepada rakyat," katanya.
Komunitas Nusantara atau Anak Muda Satu Nusa Satu Suara menggelar diskusi bertajuk 'Politik Anak Muda, Menuju Indonesia Emas' di Kabupaten Sumedang Jawa Barat pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Pertemuan yang dihadiri sejumlah perwakilan komunitas dan organisasi kepemudaan Jawa Barat ini menghasilkan rekomendasi untuk menyusun isu-isu anak muda dan mengusulkan tokoh penggerak anak muda sekaligus pendiri Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho menjadi capres alternatif pada Pemilu 2024.(mcr10/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul