Komunitas Pencinta Superman, Menjadi Metropolis Harus Lewati Penahbisan

Minggu, 07 Desember 2014 – 05:40 WIB
IDOLAKAN CLARK KENT: Para pecinta Superman yang sejak September lalu tergabung dalam komunitas Superman Fans of Indonesia (SFoI), Surabaya Region. (Dimas Alif/Jawa Pos)

jpnn.com - SURABAYA –Banyak orang yang pernah menjadi Superman kw di masa kecilnya. Sarung dipasang dileher, lalu berperilaku layaknya superhero dari Krypton tersebut. Membentangkan tangan ke depan bergaya terbang sambil mengelilingi rumah.

Ketua Superman Fans of Indonesia (SFoI) Surabaya Region Stephen Sajogo mengatakan, penyuka Superman di Indonesia mencapai ribuan. Namun, wadah untuk diskusi tidak ada. Untuk itu, dia membentuk komunitas yang berisi pencinta Superman. ’’Kami berdiri pada 15 September. Baru memang, tapi mulai kumpul-kumpul pada 2004,’’ ujar Stephen.

BACA JUGA: Minum Teh dan Jus Jeruk Dapat Mengurangi Risiko Kanker Ovarium

Ditemui di Mabes Superman, Jalan Kedungsari, pada Rabu (3/12) lalu, anggota komunitas yang berjumlah 35 orang itu sedang berkumpul untuk membicarakan banyak hal. Salah satunya menahbiskan seorang anggota, Hans Suprapto, ke dalam kelompok Metropolis.

Di SFoI ada dua macam jenis keanggotaan. Yakni, Kryptonian dan Metropolis. Untuk menjadi Kryptonian, anggota harus berdomisili di Surabaya dan suka Superman. Sedangkan untuk menjadi Metropolis, syaratnya adalah berdomisili di Surabaya, berusia 17 tahun, suka Superman, mengisi formulir, menjawab beberapa pertanyaan dari SFoI, dan membayar iuran. ’’Ketika anggota Kryptonian diangkat menjadi Metropolis, dia harus melewati ritual penahbisan. Ini hanya ada di Surabaya,’’ ungkap Stephen.

BACA JUGA: Tren Model Alis Tebal Mendunia

Ritual itu sebetulnya sederhana. Ketika ketua menyematkan pin khusus tanda anggota masuk kelompok Metropolis, diperdengarkan theme song filmSuperman bikinan komposer ternama John Williams. Begitu mars selesai, semua anggota bertepuk tangan. ”Rasanya speechless, bangga jadi bagian keluarga pencinta Superman,” kata pria yang berprofesi pengusaha itu.

Stephen melanjutkan, komunitas tersebut tidak hanya kumpul-kumpul. Mereka juga melakukan kegiatan sosial. Misalnya, datang ke panti asuhan, menyekar ke makam pahlawan nasional, dan membagikan cokelat ketika peringatan Hari AIDS lalu. ’’Kami meneladani perilaku Clark Kent yang selalu rendah hati. Meski jagoan, dia bersikap seperti orang biasa dan menjadi wartawan di Daily Planet,’’ papar Stephen.

BACA JUGA: Ini Makanan yang Bisa Meningkatkan Kesuburan Wanita

Anggota SFoI berasal dari berbagai latar belakang. Mereka bisa bersatu karena Superman. Salah seorang anggota Nyoman mengaku sebagai penggila Superman sejak kecil. Dia bercerita saat SD suka membaca komik. Itulah yang membuat dia dijuluki Supernyoman. ’’Saking sukanya, pas menikah saya menggunakan theme song Superman, bukan mars gereja,’’ cerita Nyoman lantas tertawa.

Beda lagi dengan Yosafat. Pria itu hobi mengumpulkan kertas bergambar Superman. Apa saja. Bahkan, bungkus madu sekalipun. ’’Koleksi kliping saya mencapai satu lemari besar dan yang paling tua komik Superman 1978. Saya mendapatkan itu di Kampung Ilmu,’’ ungkap Yosafat.

Anggota lain Yusak Karunia Chayadi menyukai Superman dari segi style. Dia pun mengoleksi segala pernak-pernik fashion. Jumlahnya mencapai ribuan. Ragam koleksinya berupa topi, kaus, cincin, jaket, gelang, hingga boxer. ’’Orang-orang gampang mengenali saya soalnya selalu menggunakan sabuk Superman,’’ ungkapnya.

Banyaknya rupa koleksi para anggota membuat SFoI bercita-cita membuat museum Superman. Stephen mengatakan, rencananya museum itu bersifat gratis dan isinya adalah koleksi anggota SFoI. ’’Acuan kami museum Superman di USA,’’ ujar Stephen. (cik/c7/ayi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kulit Singkong untuk Lukisan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler