Kondisi Ekonomi Indonesia Masih Kuat Hadapi Dinamika Geopolitik Timur Tengah

Minggu, 21 April 2024 – 20:10 WIB
Uang Rupiah. Ilustrasi/foto: dokumentasi JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Kondisi konflik geopolitik terutama di wilayah Timur Tengah diprediksi bakal berpengaruh terhadap kondisi ekonomi global termasuk Indonesia.

Meski begitu, anggota Komisi XI DPR atau Komisi Bidang Anggaran DPR, Puteri Anetta Komarudin menyebut saat ini, kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih kuat dan tangguh.

BACA JUGA: Menteri Erick Thohir Minta BUMN Antisipasi Dampak Gejolak Ekonomi & Geopolitik Global

Pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan masih di atas 5 persen (yoy), di atas pertumbuhan ekonomi global 3,2 persen (yoy).

Selain itu, inflasi juga masih terkendali pada 3,05 persen (yoy) pada Maret 2024.

BACA JUGA: Cegah Dampak Konflik Timur Tengah pada Indonesia, Pemerintah Harus Siapkan Langkah Cepat

Tak hanya itu, kata Puteri, posisi cadangan devisa juga masih tinggi sebesar USD 140,4 miliar pada bulan kemarin bahkan surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Februari 2024 sebesar 0,87 miliar dolar
AS.

"Indikator-indikator ini tentu menjadi bekal kita untuk tetap yakin dan optimis bahwa ekonomi Indonesia masih tetap kuat di tengah risiko konflik Timur-Tengah," kata Puteri dalam pernyataannya pada Minggu (21/4).

BACA JUGA: Keren, Tenunan Desa Wedani Diekspor ke Timur Tengah hingga Somalia

Meski begitu, lanjut Puteri, ada hal-hal yang patut diwaspadai dari adanya ketegangan di wilayah Timur Tengah.

Puteri menyebut ada potensi disrupsi pada suplai logistik di Selat Hormuz dan Laut Merah.

Selat ini berperan penting terhadap 30 persen jalur perdagangan minyak dunia. 

Selat Hormuz menjadi jalur 33 ribu kapal minyak dan di Laut Merah  sekitar 27 ribu kapal sehingga, pastinya berdampak pada kenaikan harga minyak mentah dunia. Akibatnya, pasti terhadap harga BBM dalam negeri.

Namun, kata politikus Partai Golkar itu, pemerintah sudah menegaskan bahwa harga BBM tidak akan naik hingga Juni 2024 nanti.

Hal itu menjadi wujud keberpihakan APBN melalui subsidi BBM untuk melindungi daya beli masyarakat.

"Ke depan, kami terus dorong pemerintah untuk memantau harga minyak dunia serta menyiapkan berbagai upaya untuk memitigasi segala potensi risiko dampak yang akan muncul," ujar Puteri.

Selain itu, kata Puteri dampak pada sektor keuangan juga perlu diantisipasi. Terlebih, dollar index yang mengalami penguatan. Sehingga, memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah.

Bagi sektor riil, dampak depresiasi nilai tukar tentu akan sangat berpengaruh terhadap impor.

Oleh karena itu, dia mendorong Bank Indonesia bersama pemerintah untuk terus berada di pasar guna melakukan intervensi untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.

Puteri juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak memicu kepanikan di pasar.

Sebab DPR akan terus mengimbau pemerintah dan otoritas terkait guna memantau situasi terkini serta menyiapkan upaya mitigasi risiko sehingga ketegangan ini
tidak menimbulkan dampak yang dalam bagi masyarakat.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengurangi impor terutama yang bersifat konsumtif.  Hal itu karena dikhawatirkan bisa menimbulkan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah.

"Untuk itu, sebaiknya kita tetap memprioritaskan belanja pada produk UMKM lokal. Lantaran, UMKM menjadi penopang utama perekonomian kita," ujar Puteri. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler