jpnn.com, GRESIK - Staf Fungsional Ahli Bidang Jasa Konsultasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Gerald Setiawan Grisanto mengungkapkan Program Desa Devisa berhasil membawa Koperasi Produsen Wedani Giri Nata (WGN) meraup Rp 450 juta dari hasil ekspor kerajinan tenun sepanjang 2023.
Koperasi binaan LPEI tersebut menaungi 550 orang penenun di Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
BACA JUGA: Bea Cukai Permudah Ekspor Produk Hasil UMKM ke Asia hingga Eropa
Desa ini menjadi sentra produksi kain tenun yang memiliki karakteristik unik, dan corak tenun yang lebih bervariatif yang diproduksi menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
"Selama pendampingan, penjualan koperasi naik sampai 29 persen. Selama 2023 penjualan koperasi nyampai Rp450 juta," kata Gerald di Gresik, Jawa Timur, Rabu (13/9).
BACA JUGA: Bea Cukai Yogyakarta Kawal Ekspor Sarung Tangan Produksi PT Woneel Midas Leathers ke AS
Dia menjelaskan Desa Devisa Tenun Gresik memiliki kapasitas produksi mencapai 146.400 lembar sarung per bulan, dan telah melakukan indirect export ke beberapa negara.
Tak hanya itu, Gerald juga menyebutkan pihaknya telah memberikan berbagai program pada para penenun seperti pelatihan manajerial koperasi, pelatihan akuntansi keuangan, pelatihan desain dan produk, pelatihan peningkatan kualitas, serta memfasilitasi pameran pada event G20.
"Manfaat yang diperoleh dari Program Desa Devisa di Wedani adalah adanya peningkatan kapasitas produksi sebanyak 14 persen dan penjualan meningkat sebesar 29 persen. Penjualan selama 2023 mencapai Rp 450 juta," lanjutnya.
Dia juga menyebutkan tahun ini LPEI berhasil membantu Desa Devisa Wedani merambah pasar lebih luas lagi, seperti Yaman, Arab Saudi, dan Somalia.
"Somalia ini agak unik, kenapa Somalia, masyarakat di Somalia suka pakai sarung," pungkas Gerald.(mcr8/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Kenny Kurnia Putra