jpnn.com, PENAJAM PASER UTARA - Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia akan dipindahkan dari Jakarta ke lokasi baru di Kalimantan Timur, yakni di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.
Sebagai calon lokasi ibu kota negara, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) hingga kini terus kebanjiran pendatang.
BACA JUGA: Kabar Terbaru soal Calon Ibu Kota Negara di Kaltim, Mulai Berduyun-duyun
Pada 2022 jumlah penduduknya diproyeksi mengalami peningkatan drastis mencapai 200.000 jiwa atau bertambah 26.329 jiwa.
Saat ini penduduk Penajam Paser Utama tercatat 173.671 jiwa.
BACA JUGA: HNW: Presiden Harus Konsisten Pertahankan Jakarta Sebagai Ibu Kota Sesuai Perpres 60/2020
"Sejak Kabupaten Penajam Paser Utara ditetapkan sebagai calon ibu kota negara (IKN) baru, daerah ini seolah menjadi magnet sehingga banyak pendatang dari berbagai daerah yang masuk ke sini," ujar Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten PPU, Suyanto di Penajam, Senin(91/6).
Suyanto menyebutkan, arus urbanisasi tidak terbendung sejak Kabupaten PPU ditetapkan sebagai calon IKN.
BACA JUGA: Abdul Rahman ke Mapolsek Membawa Samurai, Lantas terjadi Peristiwa Brutal, Banjir Darah
Bahkan arus urbanisasi tersebut tetap berlanjut meski saat ini sedang ada pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), termasuk sebelum lebaran hingga kini.
Rata-rata jumlah penduduk baru yang datang mengurus surat pindah masuk ke Kabupaten PPU sekitar 50 orang per hari.
Jumlah itu mengalami kenaikan sejak Ramadan hingga pascalebaran ini.
Untuk itu, dalam upaya memantau arus urbanisasi, ia telah berkoordinasi dengan camat, lurah dan kepala desa sebagai langkah penertiban. Karena disadari bahwa warga yang datang ke PPU memang tidak bisa dibendung.
Mereka yang tiba di PPU tersebut membawa surat pindah dari daerah asalnya, sehingga harus dilayani saat mengurus adiministrasi ke Disdukcapil Kabupaten PPU.
Kebanyakan mereka yang datang berasal dari Sulawesi dan Jawa.
Suyanto mengatakan, pihaknya juga sudah mempersiapkan blanko kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) dalam menghadapi lonjakan arus urbanisasi tersebut. Meski untuk memperolehnya tidak langsung jadi. Namun masih berupa surat keterangan (suket).
Ia memperkirakan bahwa jumlah penduduk pendatang setelah lebaran ini sudah mencapai 500 orang.
Lebih banyak ketimbang awal Januari 2020 yang sekitar 300 orang.
Sementara itu, salah seorang pendatang dari Jawa Timur yang tidak mau disebutkan namanya, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa ia sudah sekitar sebulan di Penajam.
Kedatangannya karena diajak teman mengerjakan ruko yang kini hampir selesai.
Ia mengaku waktu di Jawa sering membantu orang tuanya bertani baik bertani sawah maupun palawija.
Untuk itu, ia yang sudah mengantongi surat keterangan sebagai warga Penajam ini berkeinginan menjadi petani di PPU.
Sementara itu, Komandan Posko Pemeriksaan COVID-19 di Pelabuhan Penajam, Peltu Nuhil Huda mengatakan, sedikitnya ada 700 pendatang yang masuk ke PPU sejak dua hari sebelum hingga dua hari sesudah lebaran.
"Pendatang masuk ke Kabupaten PPU melalui Balikpapan semakin meningkat, biasanya hanya sekitar 50 sampai 100 orang per hari. Namun sekarang dalam satu hari lebih dari 150 pendatang," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo