jpnn.com, JAKARTA - Kondisi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia tidak kalah memprihatinkan saat kebijakan negara itu memberlakukan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) atau lockdown yang diperpanjang hingga 14 April 2020 akibat wabah virus Corona.
Kabar terbaru dari Direktur Pusat Penyelesaian Permasalahan Warga Negara Indonesia (P3WNI) di Malaysia, M. Zainul Arifin, mengatakan pemerintah pusat di Indonesia belum merespons permintaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang mencari nafkah di Negeri Jiran.
BACA JUGA: Lockdown Malaysia, Ribuan TKI Menganggur, Tabungan Makin Tipis
"Respons dari pemerintah pusat belum ada. Hanya dari pemberitaan kami di media, KBRI Kuala Lumpur sudah begerak memberikan sedikit bantuan kepada TKI, tetapi tidak semua yang membutuhkan dapat bantuan," ungkap Zainul saat dihubungi jpnn.com, Senin malam (30/3).
Dia menyebutkan, hingga kemarin, PMI yang berada di wilayah Taman Tenaga Cheras, Selangor berjumlah kurang lebih 300 orang termasuk anak-anak, belum menerima bantuan. Padahal dua hari sebelumnya mereka sudah berkomunikasi dengan pihak KBRI di Kuala Lumpur, baik atase politik hingga wakil duta besar (Dubes).
BACA JUGA: Perang Melawan Corona, Malaysia Berterima Kasih Atas Bantuan Tak Ternilai dari Tiongkok
"Mereka sangat membutuhkan bantuan, dan diarahkan oleh mereka untuk mengisi formulir online ini (https://forms.gle/YRkm8gd7SLSsmgch7), tetapi sulit diakses dari tanggal 27 Maret hingga hari ini," ungkap Zainul.
Pihaknya berharap ada kebijakan teknis dari KBRI di Kuala Lumpur, supaya komunikasi dan bantuan bisa tepat sasaran. Kalau hanya diarahkan mengisi formulir yang faktanya tidak bisa diakses, maka sulit diketahui mana PMI yang betul-betul sangat membutuhkan mana yang tidak. Apalagi bantuannya sangat terbatas.
BACA JUGA: Simak Pernyataan Pak Jokowi terkait Darurat Sipil untuk Hadapi Corona
"Masalahnya sampai sekarang pun tidak bisa dibuka (laman pengaduan onlinenya). Lagipula TKI disuruh isi online mereka juga tidak ada uang beli pulsa. Kalaupun sudah diisi (formulirnya) belum tentu dikasih," jelas Zainul.
Sebenarnya, kata Zainul, P3WNI sudah mengusulkan agar bantuan cukup diberikan kepada kelompok PMI sehingga mereka bisa membuat dapur umum dan memasaknya bersama-sama untuk kelompok tersebut.
"Kalau dikasih sembako satu-satu seperti beras, miyak dan mi instan, mereka juga tidak bisa masak karena tidak ada uang untuk beli gas dan air bersih," ucapnya lagi.
Untuk itu P3WNI di Malaysia sangat berharap kondisi mereka diketahui dan mendapat perhatian dari Presiden Jokowi, dan langsung memerintahkan KBRI untuk memberikan bantuan secara tepat sasaran.
"Semantara KJRI belum ada respons seperti KJRI Johor Baharu, KJRI Penang, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Tawau dan KJRI kucing. Sedangkan wilayah kerja KBRI KL seperti Putra Jaya, Selangor, Perak, Trengganu dan Kelantan, yang dapat bantuan hanya wilayah KL dan Selangor. Itu pun hanya beberapa titik di Gombak dan sekitarnya," tandas Zainul. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam