JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) terus mengembangkan bisnis farmasi dan alat kesehatan, salah satunya adalah dengan memproduksi kondom. Kondom merk Artika dan Meong ini diproduksi langsung melalui salah satu sayap usahanya, yakni PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB).
Bahkan, Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengatakan saat ini pihaknya tengah kebanjiran permintaan jenis kondom bergerigi, khususnya dari Timur Tengah.
"Jangan salah, kondom bergerigi merk Artika ini banyak diminati orang Timur Tengah. Kami ekspor juga ke Afrika dan Iran dengan total ekspor menembus 200 ribu gross setiap tahun," ujar Ismed di Jakarta, Jumat (28/6).
Sementara untuk pasar domestik, RNI meyuplai kondom untuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebesar 450 ribu gross per tahun. Sementara untuk penjualan ritel setiap tahun hanya sekitar 50 ribu buah per tahun.
"Memang pangsa pasar kami untuk produk kondom di pasar dometik masih sekitar 15 persen, tidak begitu tinggi karena kita pasok khusus untuk BKKBN," papar dia.
Ke depan, pihaknya berharap dapat mengenjot penjualan alat kesehatan termasuk kondom. Setidaknya, hingga akhir tahun 2013 penjualan kondom bisa tumbuh 10 persen dari tahun lalu, sekitar Rp 15 miliar. (chi/jpnn)
Bahkan, Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengatakan saat ini pihaknya tengah kebanjiran permintaan jenis kondom bergerigi, khususnya dari Timur Tengah.
"Jangan salah, kondom bergerigi merk Artika ini banyak diminati orang Timur Tengah. Kami ekspor juga ke Afrika dan Iran dengan total ekspor menembus 200 ribu gross setiap tahun," ujar Ismed di Jakarta, Jumat (28/6).
Ya, produk kondom RNI itu sudah sampai menjamah pasar mancanegara dengan dibandrol harga sekitar Rp 4 ribu per satu kotak yang didalamnya berisi tiga buah. "Kapasitas produksi di pabrik kondom Mitra Rajawali Banjaran mencapai 900 ribu gross per tahun," jelas Ismed.
Sementara untuk pasar domestik, RNI meyuplai kondom untuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebesar 450 ribu gross per tahun. Sementara untuk penjualan ritel setiap tahun hanya sekitar 50 ribu buah per tahun.
"Memang pangsa pasar kami untuk produk kondom di pasar dometik masih sekitar 15 persen, tidak begitu tinggi karena kita pasok khusus untuk BKKBN," papar dia.
Ke depan, pihaknya berharap dapat mengenjot penjualan alat kesehatan termasuk kondom. Setidaknya, hingga akhir tahun 2013 penjualan kondom bisa tumbuh 10 persen dari tahun lalu, sekitar Rp 15 miliar. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunakan Belanja Modal untuk Perkuat Inovasi
Redaktur : Tim Redaksi