jpnn.com, JAKARTA - Koneksi politik luas dan dukungan solid dari partai papan atas adalah dua modal besar Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dalam pertarungan menuju tiket capres/cawapres Pilpres 2024.
Peneliti CSIS Arya Fernandes mengatakan, hanya sedikit sekali figur yang memiliki keunggulan seperti Airlangga Hartarto.
BACA JUGA: Menko Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Bahas apa?
"Jadi saya kira dia punya koneksi yang bagus dan yang kedua punya sokongan partai. Dua hal itu di sejumlah calon belum dimiliki," ujar Arya saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (1/4).
Apalagi, lanjut dia, menteri koordinator perekonomian itu juga berpengalaman sebagai anggota dewan.
BACA JUGA: Bursa Pilpres 2024: Airlangga Paling Realistis, Anies dan Ganjar Capres Angin Surga
Untuk kekurangan, Airlangga dinilai masih perlu meningkatkan kepopulerannya dalam skala nasional.
"Tetapi, calon calon lain punya tantangan juga, misal yang populer tidak punya koneksi di level high politic. Ada juga yang tidak bisa mengakses tokoh-tokoh penting di partai atau tidak punya sokongan partai," tuturnya.
BACA JUGA: Pertemuan Airlangga dan Suharso Langkah Awal Menuju Koalisi Nasionalis-Religius?
Airlangga dalam beberapa pekan terakhir melakukan safari politik dengan bertemu para ketua umum partai. Di antaranya Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.
Menurut Arya, kecil kemungkinan Airlangga mendapat tiket calon presiden jika berkoalisi dengan Partai Gerindra yang kemungkinan besar akan menyalonkan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
"Saya kira untuk Golkar-Gerindra ya ada peluang tapi kecil, karena Gerindra punya ambisi mencalonkan Pak Prabowo," kata Arya.
Arya melihat terdapat empat poros yang akan berkontestasi di Pilpres 2024, yakni Poros PDI Perjuangan, Poros Partai Golkar, Poros Partai Gerindra, dan Poros Partai NasDem.
"Jadi ada empat poros yang aktif melakukan komunikasi. Masih sangat panjang, fluktuatif, bisa saja porosnya berubah. Saya sepakat calon lebih dari dua, sehingga kandidat termotivasi untuk berkompetisi. Sehingga akan adu program yang bagus, ujungnya kepentingan publik," imbuh Arya. (dil/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Adil