Konferensi Pelabuhan di Bali, Peluang Bisnis Ini Paling Diincar

Jumat, 12 Mei 2017 – 21:55 WIB
Ilustrasi pelabuhan. Foto: Jawa Pos/JPNN

jpnn.com, BALI - Acara International Association of Port & Harbor Conference tidak disia-siakan oleh para pelaku usaha Indonesia untuk mencari peluang bisnis.

Dua BUMN besar Indonesia, PT PP dan BNI mencoba menyasar peluang berbeda di ajang yang mempertemukan lebih dari 1.000 pelaku industri pelabuhan dari 35 negara di dunia.

BACA JUGA: Bank Mandiri Ambil Bagian di Konferensi Pelabuhan, Mau Tahu Alasannya?

“Event ini sangat penting karena seluruh pelabuhan di dunia hadir. Melalui event ini kami ingin memperkenalkan PT PP tidak hanya sebagai kontraktor tetapi juga investor,” ujar M. Toha Fauzi, Direktur Operasional PT.PP.

Menurut Toha, PT.PP saat ini sedang mengincar proyek-proyek pembangunan pelabuhan besar.

BACA JUGA: Ini Harapan Menko Luhut dari Konferensi IAPH di Bali

Tak hanya dalam bentuk pembangunan tetapi juga investasi seperti pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung.

“melalui IAPH kami bisa mencari peluang dan kesempatan untuk bekerjasama tidak hanya dalam membangun project tetapi juga investasi terutama di sektor pelabuhan. Sasaran pertama kami adalah ASEAN sesuai dengan visi kami menjadi perusahaan (kontraktor) yang terbaik di ASEAN,” imbuhnya.

BACA JUGA: Para Pelaku Usaha Kepelabuhan Bakal Berkumpul di Bali

Berbeda dengan PP yang menyasar kontruksi dan investasi terhadap pelabuhan, BNI berupaya untuk menguatkan dukungannya terhadap industri maritim di Indonesia dengan meningkatkan pelayanan port service financing.

Port Service Financing yang kami siapkan ini memberikan banyak manfaat, antara lain bagi Pelindo, akan ada ketepatan atau kepastian pembayaran oleh pengguna jasa pelabuhan. Adapun bagi para pengguna jasa kepelabuhan, layanan kami ini bisa memperlancar cash flow usaha,” ujar Kiryanto, Corporate Secretary BNI.

Port service financing yang dikembangkan BNI berupa skim pembiayaan kepada pengguna jasa kepelabuhanan di Pelindo I - IV yang diintegrasikan dengan sistem penerimaan jasa kepelabuhanan.

Port Service Financing tergolong baru di sektor layanan perbankan Indonesia.

Ini merupakan sekumpulan layanan lengkap yang diberikan kepada pengguna jasa kepelabuhanan, mulai dari penyaluran kredit hingga kemudahan dalam pembayaran atas penggunaan jasa-jasa kepelabuhanan di Indonesia.

“Beberapa kerja sama yang sudah dikembangkan antara BNI dengan Pelindo I - IV antara lain adalah layanan Billing Payment Host to Host, Autocollection, Port Service Financing, Autodebet Collection melalui BNIDirect, layanan Pembayaran ke Pihak Ketiga melalui BNIDirect, kemudian Pembayaran Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui BNIDirect, serta layanan Cash Pooling melalui BNIDirect,” papar Kiryanto.

Kiryanto memperkirakan sekitar 30%-40% market share keuangan untuk sektor industri pelabuhan telah berhasil dikuasai BNI dengan pendekatan tersebut.

Baik Kiryanto ataupun Toha melihat bahwa market share yang miliki sekarang bisa dilebarkan diawali melalui partisipasi di dalam ajang konferensi pelabuhan ini.

Hal tersebut karena mereka dipertemukan dengan berbagai pelaku industri pelabuhan tidak hanya di ASEAN tetapi hampir di seluruh dunia.(rmo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Rini Ajak Pelaku Usaha Manfaatkan Konferensi Pelabuhan di Bali


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler