JAKARTA - Perbedaan pendapat di tubuh Partai Golkar Sumut terkait siapa yang akan diajukan sebagai cagub di pilgub Sumut 2013, telah melahirkan perngkubuan. Bahkan, bukan cuman dua kubu yang terbentuk di internal Golkar Sumut, melainkan sudah terpecah menjadi tiga kubu.
Tiga kubu itu adalah kubu yang mendukung Plt Ketua DPD Sumut Andi Ahmad Dara alias Adey, kubu pendukung setia Syamsul Arifin, dan kubu yang mulai merapat ke Chairuman Harahap.
Sumber JPNN mengabarkan, puluhan fungsionaris DPD Golkar Sumut pada akhir pekan lalu mendatangi DPP Golkar, guna menyampaikan aspirasi agar segera digelar Musdalub Golkar Sumut, untuk mendongkel kepemimpinan Plt Ketua DPD, Adey.
Alasannya, Adey sangat jarang memimpin rapat konsolidasi, dan sangat jarang berkomunikasi dengan jajaran pengurus DPD Golkar Sumut.
Namun, menurut sumber, masalah ini sebenarnya terkait dengan masa menjelang pilgub Sumu 2013, dimana masing-masing kubu mencoba memuluskan jagonya masing-masing, dengan cara 'menjauhkan' dari awal pihak-pihak yang dianggap nantinya akan menjadi batu sandungan.
Wasekjen DPP Golkar, Leo Nababan, membenarkan ada aspirasi dari 58 fungsionaris DPD Golkar Sumut yang minta agar Plt Ketua DPD Andi Ahmad Dara, diganti. Surat aspirasi itu sudah masuk DPP dan sudah dibahas.
"Tapi itu bukan perpecahan, tapi dinamika partai, beda pendapat biasa," ujar Leo Nababan kepada wartawan, kemarin.
Dia juga menjamin tidak ada reshuffle kepengurusan DPD Golkar Sumut. DPP lanjutnya, akan mengumpulkan seluruh pengurus DPD Golkar Sumut di kantor DPP Golkar, Jakarta, pada Rabu (4/4) besok.
Salah seorang fungsionaris DPP Partai Golkar asal Sumut, Anton Sihombing, juga tidak membantah adanya konflik internal di tubuh Golkar Sumut. Hanya saja, menurut dia, yang terjadi hanyalah perbedaan pendapat saja.
"Itu beda pendapat. Biasa itu, karena (masing-masing kubu, red) ada jagoan masing-masing. Dinamika perbedaan memang tinggi menjelang pilgub ini. Jangankan yang masih setahun lagi, pilkada Siantar yang masih 2015 saja sekarang sudah terasa. Itulah corak daerah kita," ujar Anton, yang duduk di salah satu Departemen di DPP Golkar, kemarin (2/4).
Apa yang akan dilakukan DPP? Anton mengatakan, untuk saat itu DPP belum akan mengambil langkah, karena masih dianggap sebagai dinamika internal. Namun, jika nantinya dianggap sudah mengganggu konsolidasi, dipastikan DPP akan mengambil langkah.
Yang jelas, lanjut dia, masalah siapa yang diusung Golkar, dalam pilgub Sumut, tidak ditentukan oleh kubu-kubuan. Melainkan, diputuskan oleh tim khusus di DPP, berdasarkan survei. "Pokoknya, silakan berbeda pendapat, tapi begitu nanti sudah diputuskan siapa yang akan dicalonkan, semua harus menerimanya," ujar Ketua Umum Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) itu.
Apa benar calon yang diusung Golkar harus mendapat restu dulu dari Syamsul Arifin? Dia tidak menjawab tegas. Hanya dijelaskan, bahwa hal biasa jika kader Golkar yang mau maju minta restu sesepuh Golkar.
"Yang tak wajar jika minta restu ke sesepuh partai lain," ujarnya enteng. Yang pasti, lanjutnya, Golkar merupakan partai terbuka dan partai modern.
"Golkar itu partai yang NKK, nolong kader-kader. Bukan nolong kawan-kawan, bukan nolong keluarga-keluarga," ujarnya.
Sementara, Andi Ahmad Dara, sulit dihubungi untuk dimintai tanggapannya atas masalah ini. Pria yang dipanggil 'Adey' itu ponselnya aktif, tapi tak pernah mau mengangkatnya. Pertanyaan koran ini lewat layanan pesan singkat pun tidak dibalas. Di Jakarta, Adey tergolong fungsionaris DPP Golkar yang sangat jarang muncul di pemberitaan media massa, karena memang sangat jarang berkomentar.
Sedang Anton Sihombing membantah kabar Adey jarang melakukan konsolidasi Golkar Sumut. "Plt jalan kok," kata Anton. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemekaran jadi Beban Politik Calon Incumbent
Redaktur : Tim Redaksi