jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah memikirkan langkah antisipatif di sisi ekonomi setelah muncul konflik di Timur Tengah menyusul perang Iran-Israel.
Legislator Fraksi PKS itu menganggap harga minyak mentah dunia bakal melonjak pascaserangan Iran ke Israel.
BACA JUGA: Israel Dibombardir Iran, Arab Saudi Dilanda Kecemasan Mendalam
“Mengamati pergerakan harga minyak dunia yang terus menanjak tajam sejak awal tahun 2024, apalagi pascakonflik Iran-Israel. Pemerintah perlu segera memikirkan langkah-langkah antisipatif," kata Mulyanto dalam keterangan persnya, Rabu (17/4).
Legislator Daerah Pemilihan III Banten itu mengatakan langkah antisipatif di sisi ekonomi perlu dipikirkan karena nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar yang makin melemah.
BACA JUGA: Said Abdullah Minta Pemerintah Mewaspadai Dampak Perang Israel dengan Iran
"Kondisi ini semacam triple shock karena terjadi di tengah kebutuhan migas dalam negeri yang naik di saat momentum bulan suci Ramadan dan hari raya idulfitri, serta naiknya dolar AS terhadap Rupiah yang menembus angka Rp 16.000 perdolar,” kata Mulyanto.
Dia menuturkan kenaikan harga minyak mentah dunia akan berdampak pada APBN, apalagi status Indonesia sebagai negara pengimpor migas.
BACA JUGA: Konflik Israel-Iran Memanas, Airlangga: Parpol Perlu Bersatu
“Beda saat dulu ketika zaman jaya Indonesia sebagai negara pengekspor migas, dimana kenaikan harga migas dunia adalah berkah buat APBN kita,” katanya.
Namun, Mulyanto meminta pemerintah dalam membuat langkah antisipatif, tidak mengambil opsi yang merugikan rakyat kecil seperti kenaikan harga BBM atau gas LPG bersubsidi.
“Langkah antisipasinya jangan malah mengorbankan rakyat dan meningkatkan inflasi,” kata dia. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan